Nasional

Hari-hari Jelang Kiai Ghaffar Rahman Wafat, PBNU Beri Pelayanan Terbaik

Jumat, 6 Agustus 2021 | 15:15 WIB

Hari-hari Jelang Kiai Ghaffar Rahman Wafat, PBNU Beri Pelayanan Terbaik

Sekjen PBNU Ahmad Helmy Faishal Zaini saat mengunjungi KH Abdul Ghaffar Rahman. (Foto: dok istimewa)

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memberikan pelayanan terbaik di hari-hari menjelang Sekretaris Jenderal PBNU masa khidmat 1989-1994 KH Abdul Ghaffar Rahman wafat. Bahkan setahun sebelum pandemi Covid-19 melanda negeri ini, beberapa pengurus harian PBNU sempat menjenguk almarhum di Tebet, Jakarta Selatan.

 

“Ketika itu, keadaannya memang sudah tidak bisa lagi bicara, hanya terdiam dan berbaring,” tutur Sekjen PBNU H Ahmad Helmy Faishal Zaini secara virtual pada acara pembacaan tahlil untuk KH Abdul Ghaffar Rahman, Jumat (6/8/2021) malam.

 

Kemudian, saat Helmy mendapat kabar bahwa almarhum beserta seluruh keluarga terpapar Covid-19, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj pun langsung memberikan instruksi atau arahan kepada Lembaga Kesehatan (LK) PBNU untuk terus memberikan perawatan dan pelayanan terbaik.

 

“Kami selama ini bersama LKNU ada dr Syahrizal Syarif, dr Civi (Citra Fitra Agustina), dan dr Makky Zamzami mendapat arahan langsung dari Kiai Said untuk terus merawat dan mengawal. Kami sampaikan akhirnya ketika itu agar beliau mendapat perawatan intensif di RS Yarsi Cempaka Putih,” tutur Helmy.

 

Namun, kondisi Kiai Ghaffar Rahman ketika itu semakin parah ditambah ketersediaan alat ventilator di RS Yarsi Cempaka Putih pun sangat minim maka diusulkan agar almarhum dipindah ke RS Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta.

 

“(Tapi) Allah telah memberikan takdir bahwa pada Kamis malam Jumat (5/8/2021) beliau berpulang ke rahmatullah. Marilah kita mendoakan mudah-mudahan beliau berada di tempat terbaik, berkumpul kembali dengan para kekasih Allah,” harap Helmy. 

 

Dalam ingatan Helmy, almarhum adalah seorang organisatoris dan komunikator yang ulung semasa menjabat sebagai Sekjen PBNU pada era kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Ia lantas mengajak Nahdliyin untuk meneladani segala kebaikan Kiai Ghaffar Rahman semasa hidup.

 

“Saya ingat, beliau adalah orang yang bisa menyembunyikan masalah sebesar apa pun. Beliau selalu tampil ceria seperti tidak punya masalah. Inilah gambaran dari seorang yang selalu laa khaufun wa laa hum yahzanun. Orang-orang yang tidak pernah khawatir dengan apa pun karena dalam hatinya selalu mengingat Allah. Mudah-mudahan kita semua bisa menapaktilasi teladan baik dari almarhum,” ujar Helmy. 

 

Dikatakan, Kiai Ghaffar Rahman semasa hidupnya mempraktikkan lelampah sufi. Sebab betul-betul menjadikan seluruh yang ada di muka bumi menjadi bagian dari upaya mendekat kepada Allah. Sedangkan penyematan sebagai komunikator dan organisatoris ulung lantaran almarhum mampu menjadi jembatan penghubung antara Gus Dur dengan seluruh kalangan. 

 

“Kalau berkumpul di suatu majelis ada Gus Dur, Kiai Ghaffar, dan kiai-kiai yang lain mulai jam sembilan malam sampai subuh itu tidak pernah berhenti ceritanya. Karena almarhum selalu memberikan umpan canda-canda yang luar biasa intelek dan bermakna, sehingga duet kepemimpinan Gus Dur dan Kiai Ghaffar adalah duet yang ideal,” pungkas Helmy.

 

Untuk diketahui, pembacaan doa dan tahlil untuk Kiai Ghaffar itu dipimpin oleh Katib Syuriyah PBNU KH Mujib Qulyubi. Hadir pula Ketua PP Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU H Zainal Arifin Junaidi dan sahabat-sahabat almarhum yang juga memberikan kesaksian atas kebaikan-kebaikan Kiai Ghaffar.

 

Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Kendi Setiawan