Nasional

Jokowi: Semangat Persatuan dan Pantang Menyerah Harus Dipegang Teguh GP Ansor

Senin, 27 Mei 2024 | 19:07 WIB

Jokowi: Semangat Persatuan dan Pantang Menyerah Harus Dipegang Teguh GP Ansor

Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) hadir dalam pelantikan Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor di Istora Senayan, Jakarta, Senin (27/5/2024) sore (Foto: Suwitno/NU Online)

Jakarta, NU Online
Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) hadir dalam pelantikan Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor di Istora Senayan, Jakarta, Senin (27/5/2024) sore.


Pada sambutannya ia mengaku terkesima dengan ungkapan Ansor maju satu barisan, seribu rintangan patah semuanya. Menurutnya semangat itulah yang harus dipegang oleh GP Ansor yaitu semangat persatuan dan pantang menyerah.


"Ansor maju satu barisan seribu rintangan patah semuanya. Semangat ini yang harus dipegang oleh GP Ansor semangat persatuan dan pantang menyerah dalam menjaga simpul kebangsaan dan hubbul wathan minal iman," ujarnya.


Pada kesempatan tersebut Jokowi meminta dikawal oleh dua anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser).


"Masa Ketua PBNU dikawal, Ketua GP Ansor dikawal, saya nggak," ucapnya yang diikuti oleh gelak tawa para peserta. "Gini kan kalau dilihat cakep," imbuhnya usai dua anggota Banser mengawalnya di atas panggung.


Dalam sambutannya tersebut, Jokowi mengungkapkan tiga hal yang ditakuti oleh negara-negara di dunia. Pertama adalah kurs. Menurutnya, bila mata uang dolar naik, maka berdampak pada naiknya harga-harga di Indonesia. Sebaliknya, bila rupiah menguat maka barang-barang impor akan murah.


"Kemarin, kita sempat takut juga rupiah ke angka di atas Rp16.200 karena negara lain lompat dari itu," kata Jokowi. 


Lebih lanjut ia mengatakan bahwa hal kedua yang ditakuti oleh negara-negara di dunia adalah naiknya harga minyak. Ia lantas menyebut soal perang Palestina-Israel yang mengikutsertakan Iran. Ia menjelaskan ketika perang terjadi kemudian impor minyak mentah tertunda maka otomatis harganya akan mahal.


Jokowi menjelaskan bahwa situasinya mirip dengan ketika terjadi perang di Ukraina, saat itu harga gandum melonjak hampir mencapai 50 persen. Menurutnya, gandum banyak terdapat di Ukraina dan Rusia, dan ketika perang terjadi, mereka menghentikan impor. Padahal, stok gandum di Ukraina ada sekitar 77 juta ton dan di Rusia ada sekitar 130 juta ton, namun semua berhenti. Akibatnya, harga mie dan roti di sini meningkat.


"Geopolitik yang terjadi di berbagai belahan dunia akan berpengaruh terhadap Indonesia," imbuhnya.


Ketiga,  bunga pinjaman. Ia mengatakan, setiap negara bisa memiliki pinjaman. Indonesia sendiri memiliki pinjaman 39 persen, masih jauh dari UU yang membolehkan lebih dari angka itu. 


Jokowi menegaskan, tiga hal di atas harus dipertahankan. Bila tidak, yang terjadi adalah kerusakan ekonomi. Oleh sebab itu, peran ketua ketua partai  penting sekali untuk menjaga stabilitas politik nasional.