Nasional

Kisah Kawula Muda Pendonor Darah: Dari Coba-coba Jadi Suka

Selasa, 14 Juni 2022 | 16:30 WIB

Kisah Kawula Muda Pendonor Darah: Dari Coba-coba Jadi Suka

Ilustrasi donor darah. (Foto: Kementerian Kesehatan)

Jakarta, NU Online
Donor darah merupakan proses pengambilan darah secara sukarela. Darah tersebut kemudian disimpan di bank darah sebagai stok untuk transfusi. Umumnya, proses itu berlangsung selama 5-10 menit dengan jumlah darah yang diambil sekitar 500ml. Jumlah tersebut kurang lebih 8 persen dari total darah yang ada dalam tubuh.


Satu kantong darah diketahui dapat menyelamatkan tiga nyawa. Hal ini karena pasokan darah akan dipecah menjadi tiga komponen yakni sel darah merah, plasma, dan trombosit.


Donor darah juga merupakan wujud kepedulian sosial. Patriot Desa Jawa Barat, Renu Sujinah, mengatakan bahwa selain bermanfaat bagi ketahanan tubuh, donor darah juga bisa menyelamatkan orang lain.


Perempuan asal Cirebon itu mengaku mulanya ia mendonor darah atas dasar rasa penasaran. “Awalnya donor darah karena ingin merasakan sensasi ngeluarin darah dari tubuh,” katanya kepada NU Online pada Selasa (14/6/2022).


Dari percobaan tersebut, reni merasakan sejumlah manfaat baik dari donor darah. “Ternyata efeknya enak ke badan, bikin makin fit dan tekanan darah juga stabil,” ujarnya.


Selain itu, lanjutnya, donor darah juga berdampak pada psikologis pendonor. Ia mengatakan, mendonor darah merupakan kegiatan yang bermanfaat kepada sesama. Hal ini memicu rasa bahagia usai melakukan donor darah.


“Donor darah sangat bermanfaat buat orang lain,” katanya.


Untuk itu, ia mengajak kawula muda rutin melakukan donor darah, “Mari bersama menjadi sehat sekaligus menjadi pendonor hebat,” ungkapnya.


Selaras, Mifhariatil Hidayah (24) juga menceritakan awal mula ia menjadi pendonor darah yang tadinya hanya sekadar coba-coba.


“Awalnya penasaran kayah apa sih, donor darah itu. Makanya aku coba,” jelasnya kepada NU Online.


Ia mengaku bahwa aktivitas donor darah sangat bermanfaat bagi tubuhnya. Hal ini ia rasakan usai menjalani donor darah pertamanya.


“Darahku awalnya nggak bisa mengalir. Terus ganti ke tangan kanan juga “bleret”, nggak lancar disebabkan karena aku kurang minum air putih. Sejak saat itu, saya merasa ternyata donor darah banyak banget manfaatnya,” ungkap perempuan asal Salatiga ini.


Selepas itu, ia kini mengusahakan untuk rutin donor darah. “Karena jadi lebih segar badannya, lebih sehat, jadi tahu kualitas tubuh kita lagi sehat atau tidak dilihat dari sampel darahnya,” ungkapnya.


Terkait donor darah, Pemerintah telah memastikan dan bertanggung jawab atas pelayanan donor darah yang aman, mudah dijangkau, dan sesuai kebutuhan. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pelayanan Darah.


Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Muhammad Faizin