Kisah Unik Dakwah Gus Mus di Pusat Bramacorah hingga Kawasan Lokalisasi
Selasa, 26 Maret 2024 | 19:30 WIB
Jakarta, NU Online
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Mustofa Bisri (Gus Mus) mengisahkan pengalamannya yang unik di berbagai tempat yang menampilkan realitas sosial beragam.
Salah satu pengalaman yang mencolok adalah ketika Gus Mus berdakwah di pusat rehabilitasi bagi narapidana.
"Saya pernah mendatangi pusatnya bramacorah. Isinya ya mantan maling, rampok dan sebagainya. Jadi, yang baca Qur'an diambil dari luar kota, yang jadi pembawa acara juga diambil dari luar kota," ujarnya dalam tayangan di Kanal Youtube NU Online berjudul Gus Mus: Prinsip Hidup La Ilaha Illallah Eps.2 | Kisah Para Pendakwah Edisi #1, dikutip Selasa (25/3/2024).
Kala itu, Gus Mus harus berdakwah di hadapan para jamaah dengan perangai yang unik, termasuk ada jamaah yang membawa benda tajam.
"Saya pidato itu naik meja yang hadir ada yang jongkok, ada yang duduk, ada yang berdiri di depan saya sambil membawa golok, mengawasi kalau salah bicara sedikit saja mungkin akan dibacok," ungkap Gus Mus, seraya terkekeh.
Pengalaman lain yang tak kalah menarik adalah saat Gus Mus diundang untuk memberikan dakwah di lokalisasi. Saat ia sedang ceramah, beberapa jamaah yang hadir tampak mengenakan busana mini dan melakukan aktivitas yang tak biasa.
"Pidato, tetapi hadirinnya ada yang hanya memakai kutang. Ada yang sambil mencari kutu. Wah, habis saya. Itu yang paling berkesan," jelas Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin itu.
Di samping itu, Gus Mus membagikan kisah unik mubaligh dan amplop. Menurutnya, ada beberapa mubaligh yang lebih fokus pada amplop ketimbang substansi dakwah yang disampaikan
"Ada memang yang mubaligh itu konsentrasinya pada amplop pertama kali itu. Jadi, mereka banyak cerita tentang amplop itu," tutur Gus Mus.
Dalam konteks ini, Gus Mus mengutip cerita lucu dari almarhum Rais Syuriah Pengurus Wilayah Jawa Timur KH Imran Hamzah yang mengalami kekeliruan dengan sopirnya.
"Kiai Imran Hamzah merasa itu jadi bisyarahnya tertukar dengan sopirnya. Jadi, sopirnya itu Alhamdulillah 'kapan ke tempat itu lagi, kiai? Masyaallah amplopnya tebal banget.' Wah iki keliru ini." kelakar Gus Mus.
Meski demikian, Gus Mus menegaskan saat diundang untuk berdakwah tidak selalu berkaitan dengan urusan materi.
"Kalau yang ngundang itu saya tahu, saya kenal, saya familiar misalnya pondok yang saya tahu persis ya, saya kembalikan (amplopnya). ini untuk pondok aja," pungkasnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua