Nasional

Komnas Perempuan Sayangkan Pendidikan Seks Sering Disalahpahami dan Dianggap Tabu 

Kamis, 7 Desember 2023 | 21:30 WIB

Komnas Perempuan Sayangkan Pendidikan Seks Sering Disalahpahami dan Dianggap Tabu 

Maria Ulfah Anshor saat sedang menjadi narasumber dalam Diskusi Publik Pojok Kramat di Lobi Gedung PBNU, Jakarta, Rabu (6/12/2023). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online 

Komisioner Komnas Perempuan Maria Ulfah Anshor menegaskan bahwa pendidikan seks harus dapat dipahami dengan baik. Namun, ia menyayangkan pendidikan seks justru sering disalahpahami dan dianggap tabu. Bahkan pendidikan seks kerap diartikan sebagai pengajaran kepada remaja tentang berhubungan seks. 


"Pendidikan seksualitas bukan pendidikan berhubungan seks. Sex education bukan mengajarkan bagaimana berhubungan seks," kata Maria kepada NU Online, Rabu (6/12/2023). 


Menurutnya, tabu yang sering melekat pada isu ini perlu diatasi agar remaja dapat memiliki pemahaman yang benar dan sehat tentang seksual.


"Selalu dibilang tabu. Ini ngomongin aurat, ngomongin hasrat. Tapi kalau tidak dibicarakan, ya itu dampaknya. Remaja kemudian berbicara dengan teman sebaya yang sama-sama tidak tahu," ungkapnya.


Ia menilai, pendekatan ini dianggap penting untuk mengatasi realitas bahwa remaja saat ini banyak mendapatkan informasi tentang seks dari sumber-sumber yang diperoleh secara serampangan seperti melalui internet. 


"Dialognya nanya mbah Google. Di sini banyak sekali pengetahuan yang bisa di-googling, tapi ini kan belantara, rimba, siapa pun bisa berselancar di situ, tergantung tadi bagaimana mengembalikan hasrat seksual itu," ungkapnya.


Maka itu, Anggota Lembaga Kemaslahatan Keluarga Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LKK PBNU) itu menyoroti pentingnya memberikan panduan dalam pendidikan seks yang sesuai dengan usia anak. 


Maria menyatakan bahwa pendidikan seks haruslah memperhatikan tahap perkembangan anak dan memberikan panduan yang tepat sesuai dengan usia tumbuh kembang mereka. Ia juga menekankan bahwa mengendalikan hasrat seksual merupakan bagian dari pendidikan seks yang penting. 


Ia menegaskan bahwa hasrat seks tidak selalu harus dilepaskan melalui berhubungan seks, dan anak-anak perlu diajarkan cara mengendalikan serta mengalihkan hasrat tersebut dengan cara yang sehat.


"Kalau anak diajarkan bagaimana mengendalikan hasrat seksual, pendidikan kesehatan reproduksi itu bisa dialihkan. Hasrat seksual itu bisa dialihkan," tuturnya.


Dalam menghadapi tantangan ini, Maria Ulfah Anshor mendorong pihak-pihak terkait untuk menciptakan panduan pendidikan seks yang jelas dan sesuai dengan usia. Pendekatan ini diharapkan dapat membantu remaja dalam memahami dan mengelola hasrat seksual mereka dengan bijak dan sehat.


"Penting dibuat panduan untuk pendidikan seks ini sesuai dengan usia tumbuh kembang anak," pungkasnya.