Nasional

Kuota Haji 2025 Indonesia 221 Ribu, Berkurang Dibandingkan Tahun Sebelumnya

Selasa, 31 Desember 2024 | 10:15 WIB

Kuota Haji 2025 Indonesia 221 Ribu, Berkurang Dibandingkan Tahun Sebelumnya

Tangkapan Menag Nasaruddin Umar saat mengikuti rapat bersama dengan Komisi VIII DPR RI, Senin (30/12/2024).

Jakarta, NU Online 
Komisi VIII DPR RI menggelar rapat bersama Menteri Agama Nasaruddin Umar dan Kepala BPH Mochamad Irfan Yusuf membahas penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M di Kompleks Parlemen DPR RI, Jakarta, Senin (30/12/2024).


Menag Nasaruddin Umar mengatakan bahwa Pemerintah Arab Saudi  memberikan kuota jamaah haji Indonesia pada tahun depan sebanyak 221 ribu orang. Jumlah ini berkurang atau lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah 241 ribu orang.

 

"Pemerintah Saudi Arabia telah menetapkan kuota haji tahun 2025 untuk jamaah haji Indonesia sebanyak 221 ribu orang," katanya pada akun YouTube TVR Parlemen.


Ia juga menambahkan bahwa petugas haji pada pelaksanaan haji tahun depan berjumlah 2.210 orang yang berkurang hampir 50 persen dibandingkan haji 2024 lalu, yang mencapai 4.200 petugas


"Sementara kuota petugas haji Indonesia sampai saat ini berjumlah 2.210 orang," tambahnya.

 

Menag menyebut pengurangan petugas haji itu belum mencapai tahap ideal dikarenakan harus melayani jamaah haji Indonesia yang mencapai 221 ribu orang. Oleh karena itu pihaknya akan terus berusaha untuk mendapatkan kuota petuga haji tambahan.


"Jadi ini ada pengurangan dari tahun yang sebelumnya jumlah tersebut (petugas haji) itu belum mencapai tahap ideal mengingat jamaah haji yang harus dilayani sebanyak 221 ribu orang. Karena itu kami akan terus berupaya agar mendapatkan tambahan kuota petugas sebagaimana tahun-tahun sebelumnya," ucap Menag Nasaruddin Umar.

 

Menurut Menag Nasaruddin Umar meskipun disediakan petugas  haji yang berasal dari Arab Saudi, hal yang paling tepat dan efektif adalah pendamping dari Indonesia dikarenakan memiliki bahasa yang sama dan akan mengurangi beban petuga haji Saudi Arabia itu sendiri.

 

"Yang paling efektif dan paling tepat mendampingi mereka adalah tentu pendampingan dari Indonesia karena bahasanya sama, mungkin juga riwayat penyakit juga tahu dan sebetulnya juga membantu Saudi Arabia sendiri karena makin banyak pendampingan kami, itu otomatis akan mengurangi beban petugas Saudi Arabia sendiri," pungkasnya.