Nasional

Menag Tepis Anggapan Halal Bihalal Bidah

Jumat, 15 Juli 2016 | 19:09 WIB

Jakarta, NU Online
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menepis anggapan bahwa tradisi umat Islam Indonesia yang melaksanakan halal bihalal setiap bulan Syawal sebagai menambah-nambahi dalam ibadah keagamaan (bidah). 

"Tentu rasul tidak melaksanakan ini. Tapi ada nilai kebaikan dari halal bihalal," kata Lukman di acara "Halal Bihalal Idul Fitri Kementerian Agama" di kantornya di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, halal bihalal adalah cara khas Muslim Indonesia memaknai silaturahim dan saling memaafkan setelah satu bulan penuh berpuasa. Halal bihalal juga merupakan cara Muslim Indonesia untuk berkumpul bersama.

Untuk itu, menurut Menag Lukman, menjadi sesuatu yang baik jika tradisi halal bihalal terus dilestarikan di Indonesia. Meski ada tudingan bidah oleh sejumlah pihak tetapi ada kebaikan-kebaikan dalam pelaksanaannya.

"Halal bihalal adalah sangat baik sehingga kita perlu menjaga dan memeliharanya," kata dia.

Dia mengatakan halal bihalal juga menjadi ajang memperbaiki hubungan dengan Tuhan sekaligus sesama manusia.

"Kita dituntut sesama manusia untuk menjadi baik. Cara itu bukan untuk Allah saja tapi sesama manusia. Dengan halal bihalal kita bisa saling memaafkan kesalahan, kekhilafan dan kesalahpahaman," kata dia.

Dia mengatakan terdapat banyak tudingan bidah dalam halal bihalal. Di dunia media sosial banyak ditemukan postingan-postingan soal halal bihalal sebagai bidah. Meski demikian, halal bihalal adalah sesuatu yang baik, peninggalan para pendahulu. (Antara/Mukafi Niam)