Menangkal Radikalisme Terorisme Bagian dari Bela Negara
Sabtu, 21 Desember 2019 | 16:30 WIB
Terkait maraknya penyebaran paham radikal negatif yang berujung pada aksi kekerasan seperti terorisme itulah dirinya mengajak kepada masyarakat untuk melakukan Bela Negara dalam melawan penyebaran paham tersebut. Karena radikal sekarang menurutnya sudah beda. Radikal sekarang tidak bisa dikaitkan dengan agama dan tidak ada lagi sebuah radikalisme yang dikaitkan sebuah agama. Karena radikal atau kekerasan itu adalah sebuah paham yang dianut untuk mencapai memaksakan keinginannya.
Menurutnya, ada dua pemahaman tentang radikal itu sendiri, yakni positif dan negatif. Diirinya mencontohkan radikal positif seperti belajar harus radikal agar bisa lulus. Demikian pula bekerja juga harus radikal agar bisa menghasilkan sebuah hasil kerja yang baik. Selain itu guru harus membina anak murid juga harus radikal agar melebihi kemampuan gurunya.
“Tetapi ada juga radikal yang negatif yaitu sebuah paham atau keyakinan bahwa dengan kekerasan merupakan ajaran satu satunya yang dapat menyelesaikan setiap masalah. Nah itu sudah muncul di semua kehidupan kita. Kalau kita bicara dulu tentang terorisme itu diawali dengan sebuah radikalisme negatif itu," ujarnya.
Ia mengatakan, sekarang ini radikalsime itu sudah masuk ke semua segmen kehidupan masyarakat yang ingin memaksakan dengan sebuah kekerasan apa yang menjadi tujuannya, baik itu untuk tujuan perorangan, kelompok dan sebagainya.
“Tentunya masyarakat punya peran penting untuk mewujudkan bela negara dalam menangkal radikalisme. Bela negara di era sekarang adalah kemampuan semua bangsa Indonesia dengan segala macam profesinya untuk menjaga Indonesia agar aman dan sejahtera. Hal itu bisa terjadi kalau kita bekerja sesuai dengan profesi kita masing-masing dengan baik,” ucapnya.
Dikatakannya, kalau tokoh masyarakat atau tokoh agama tidak punya kepedulian dan pemahaman bela negara terhadap situasi lingkungan sekitarnya tentu akan susah. Karena hal tersebut menjadi sebuah pemahaman bersama bahwa ituadalah tugas semua masyarakat Indonesia.
"Kalau kita bisa melakukan itu semua dengan baik maka kita bisa mengeliminir radikalisme negatif itu tadi seperti kekerasan yang saya katakan tadi dimana mereka muncul dalam skala paling kecil dan paling besar sampai kepada masalah radikalisme yang berujung pada aksi terorisme,” katanya.
Menurutnya, kalau totalitas kemampuan masyarakat dalam mewujudkan bela negara itu bisa berhasil dengan sebaik-baiknya pada bidang kehidupannya masing-masing, maka akan tercipta sebuah lingkungan masyarakat yang pahan dan mampu menghadapi radikalisme negatif tadi.
“Sebenarnya orang yang mempunya paham radikalsime negarif itu hanya beberapa gelintir orang saja. Tetapi jika beberapa gelintir itu bisa kita ajak untuk menjadi damai, saya kira kondisi itu akan menjadi kondisi yang kondusif. Begitu sudah kondusif, maka dia menjadi sebuah daya tangkal yang baik bagi bagi infiltrasi radikalisme negatif tadi,” kata mantan Danrem 152/Babullah, Kodam XVI/Pattimura ini
Dikatakannya, selama ini masyarakat seolah-olah cuek dan tidak peduli untuk melakukan upaya bela negara karena kurang sekali mendapatkan panutan atau mendapatkan contoh-contoh yang baik. Kemudian di sisi lain perkembangan teknologi, budaya yang masuk ke negara kita begitu masif. Yang mana mereka masuk ke semua lini kehidupan melalui dunia maya yang tidak bisa difilter.
“Itu salah satu kendalanya, bagaimana peranan perkembangan teknologi itu yang tidak bisa kita filter dengan baik. Seorang anak yang belajar dengan menggunakan dunia maya tidak didampingi dengan orang tua yang baik. Dari situlah mulai ada kelompok-kelompok anak muda yang aneh dan berpikiran radikal negatif. Kalau tu tidak kita sadarkan, tentunya dia akan bisa menambah kekuatan dan kalau dibiarkan bisa menjadi ancaman besar terhadap bangsa ini,” ujar mantan Komandan Grup 3/Sandi Yudha Kopassus ini.
Editor: Abdullah Alawi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
Terkini
Lihat Semua