Nasional

Moderasi Beragama Dikenalkan kepada Mahasiswa Baru Kampus Islam

Kamis, 27 Juni 2019 | 02:00 WIB

Malang, NU Online
Hasil penelitian menunjukan tingkat yang mengkhawatirkan dengan munculnya pemahaman keagamaan yang radikal dan intoleran. Ruang moderasi yang menjadi kultur dan budaya di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri atau PTKIN menjadi terancam.

Kondisi itu yang mendorong wakil rektor atau wakil ketua bidang kemahasiswaan, kerja sama dan alumni PTKIN se-Indonesia kembali membahas desain Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK). Karena itu sebagai ritus penyambutan mahasiswa baru di kalangan UIN, IAIN dan STAIN dan PTKIS, Rabu (26/6) di Malang.

Arskal Salim GP selaku Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam mengatakan acara PBAK harus dijadikan momentum untuk mengenalkan bahkan menguatkan pemahaman moderasi beragama. 

“Di samping pengenalan budaya akademik dan kemahasiswaan, PBAK menjadi pintu masuk agar mahasiswa baru paham dengan benar model keberagamaan yang moderat,” katanya. 

Arskal berharap mahasiswa di kalangan PTKI mengenal sejak dini akan kajian-kajian keagamaan yang ramah dan berdimensi kemanusiaan. “Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin. Karenanya dalam negara bangsa, mahasiswa harus mampu menjadikan sebagai spirit untuk hidup damai di tengah pluralitas,” jelasnya.

Waryono Abdul Ghofur selaku Ketua Forum Wakil Rektor/Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan, Kerja sama dan Alumni PTKIN se-Indonesia berkomitmen agar desain PBAK yang akan berlangsung di 58 PTKIN direvitalisasi dengan muatan moderasi beragama dan wawasan kebangsaan.

“PBAK menjadi sarana efektif membeikan lapisan bagaimana menjadi Muslim Indonesia di tengah kebaragaman. Dan PTKIN harus menjadi teladan bagaimana mendesiminasikan moderasi beragama,” urai Wakil Rektor UIN Sunan Kalijaga tersebut.

Ruchman Basori sebagai Kepala Seksi Kemahasiswaan Direktorat PTKIN berharap agar mahasiswa akan tumbuh menjadi pribadi yang komitmen kepada agama sekaligus komitmen pada bangsa dan Negara, bukan profil pribadi yang terbelah. 

“Negara ini berharap banyak dari PTKI menjadi agen moderasi beragama untuk menyiapkan caon-calon pemimpin bangsa yang nasionalis-religius,” kata aktivis mahasiswa ’98 itu.

Ruchman mensinyalir pintu-pintu yang dijadikan masuk bagi kelompok radikal dan intoleran adalah momen seperti PBAK, bimbingan tes masuk kampus, kajian dan beberapa organisasi kemahasiswaan. 

Pertemuan untuk mendesain model PBAK yang bermuatan moderasi beragama adalah turunan dari amanat SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor: 4961 Tahun 2016 tentang Penelenggaraan PBAK dan SK Dirjen Nomor 102 tahun 219 tentang Standarisasi Keagamaan PTKIN.

58 Wakil Rektor/Wakil Ketua III PTKIN se-Indonesia telah berkomitmen menjadi garda terdepan dalam moderasi beragama. Tidak sekadar membentengi diri dari paham yang jauh dari spirit Islam yang rahmatan lil ‘alamin, juga komitmen kebangsaan. (Imam Kusnin Ahmad/Ibnu Nawawi)