Nasional

Oase Al-Qur’an (5): Macam-macam Ibadah dari Sudut Kemanfaatannya

Sabtu, 26 Mei 2018 | 21:43 WIB

Oase Al-Qur’an (5): Macam-macam Ibadah dari Sudut Kemanfaatannya

Ilustrasi: angkolafacebook.blogspot.co.id/

Jakarta, NU Online 
Rais Majelis Ilmy Pimpinan Pusat Jam'iyyatul Qurro' Wal Huffadz Nahdlatul Ulama (JQHNU) KH Ahsin Sakho Muhammad mengatakan, jika dilihat dari asas kemanfaatan ibadah terbagi menjadi lazimah, dzatiyyah, dan muta'addiyah. 

Ibadah yang bersifat dzatiyyah adalah ibadah yang kemanfaatannya untuk diri sendiri seperti shalat, puasa, haji, membaca Al-Qur’an, dzikir, berkhalwat, dan lain-lain. 

“Jika seseorang melaksanakan ibadah yang bersifat dzatiyyah, kemudian dengan itu dia semakin baik sifat perangainya, semakin saleh perilakunya, semakin bijak, tidak merugikan orang lain, tidak melakukan dosa dan kemungkaran, berarti ibadahnya membuahkan hasil yang positif,” katanya, Sabtu (27/5). 

Menurut kiai asala Cirebon tersebut, itulah tujuan disyariatkannya ibadah-ibadah tersebut.  Sementara ibadah yang bersifat muta'addiyah adalah ibadah yang kemanfaatannya menyebar kepada orang lain.

Pakar Al-Qur’an tersebut mencontohkan ibadah seperti itu adalah zakat, sedekah, amal  jariyah, waqaf, menebarkan ilmu, membikin sumur dan sarana sarana yang dibutuhkan untuk kemaslahatan umum, memberikan bea siswa kepada fakir miskin, membangun tempat ibadah, madrasah, masjid, pesantren, panti asuhan, mendidik anak sehingga menjadi anak yang saleh, silaturrahim, membikin sunnah hasanah (prakarsa yang baik) dan lain-lain. 

"Semakin banyak kemanfaatan tersebar kepada masyarakat, semàkin banyàk pula pahalanya bahkan bisa mengalir terus sampai hari kiamat. Sebaik baiknya manusia adalah mereka yang paling banyak menebar kemanfaatan kepada masyarakat. Demikian kata nabi. Demikian indahnya ajaran agama islam," pungkasnya. (Abdullah Alawi)