Jakarta, NU Online
Ideologi dan agama tidak selalu merupakan dua hal yang harus dipilih salah satunya dan sekaligus dibuang yang lainnya. Indonesia yang semua warganya beragama memiliki satu ideologi negara yakni Pancasila.
Â
Antara agama dan Pancasila, keduanya dapat sejalan, saling menunjang dan saling mengokohkuatkan. Keduanya tidak bertentangan dan tidak boleh dipertentangkan. Keduanya harus bersama-sama dilaksanakan dan diamalkan.Â
Â
"Karena sebenarnya Pancasila tidak akan di-agama-kan dan agama tidak akan di Pancasila-kan," kata Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama H Robikin Emhas, Senin (1/6) dalam momentum Hari Lahir Pancasila yang jatuh pada 1 Juni.
Â
Dalam pandangan NU lanjutnya, agama Islam adalah wahyu Allah, bukan hasil pemikiran manusia. Agama Islam adalah wadl’un Ilahiyyun. Seorang pemeluk agama boleh saja berfilsafat, berideologi, berbudaya berdasarkan negara, dan sebagainya.
Â
"Asal ideologi dan sebagainya itu tidak bertentangan dengan ajaran agamanya dan dapat menempatkan agama dan ideologinya itu pada tempatnya masing-masing secara tepat dan proporsional," jelasnya.
Â
Dalam Musyawarah Nasional Alim Ulama NU tahun 1983 sebagaimana dikukuhkan dalam Muktamar ke-27 NU tahun 1984 di Situbondo, Jawa Timur telah diputuskan rumusan hubungan Pancasila dengan Islam.
Â
Poin penting rumusan tersebut adalah pertama, Pancasila sebagai dasar dan falsafah Negara Republik Indonesia bukanlah agama, tidak dapat menggantikan agama dan tidak dapat dipergunakan untuk menggantikan kedudukan agama.
Â
Kedua, Sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai dasar Negara Republik Indonesia menurut pasal 29 ayat (1) UUD 1945, yang menjiwai sila-sila yang lain,  mencerminkan  tauhid menurut  pengertian keimanan  dalam Islam.
Â
Ketiga, Penerimaan dan pengamalan Pancasila merupakan perwujudan dari upaya umat Islam Indonesia untuk menjalankan syari’at agamanya.
Â
Dan keempat, sebagai konsekuensi dari sikap di atas, Nahdlatul Ulama berkewajiban mengamankan pengertian yang benar tentang Pancasila dan pengamalannya yang murni dan konsekuen oleh semua pihak.
Â
"Selamat Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2020," pungkasnya.
Â
Â
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan