Yogyakarta, NU Online
Pada peringatan haul pertama KH Ahmad Warsun Munawwir, Selasa (8/4) malam, Kiai Ali As’ad dalam ceramahnya menceritakan proses penerbitan kamus Al-Munawwir yang kini menjadi kamus bahasa Arab-Indonesia yang paling sering digunakan di kalangan santri, akademik, dan umum.
<>
“Setelah naskah kamus Al-Munawwir selesai, Mbah Warsun menyerahkan draftnya kepada KH Ali Maksum untuk meminta kata pengantar,” ujar Kiai Ali As’ad.
KH Ali Maksum, sambung Kiai Ali As’ad, tidak langsung serta merta memberikan kata pengantar. Sebelum memberikan kata pengantar, ia akan menguji terlebih dahulu KH Warsun.
“Saya masih ingat, ujian itu dilakukan setelah sembahyang Subuh. Mbah Ali Maksum melontarkan pertanyaan kosakata bahasa Arab kepada Mbah Warsun. Setelah dijawab lancar, Mbah Ali kemudian berkenan memberikan kata pengantar untuk kamus Al-Munawwir,” ujar Kiai Ali yang saat itu mendampingi Kiai Warsun.
Haul pertama KH Warsun dihadiri ratusan warga dan santri pesantren Krapyak. Sebelum bacaan surah Yasiin dan tahlil dikumandangkan, para tamu dijamu makan malam di halaman kompleks Q pesantren Al-Munawwir. (Nur Rokhim/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Alasan NU Tidak Terapkan Kalender Hijriah Global Tunggal
2
Khutbah Jumat: Bersihkan Diri, Jernihkan Hati, Menyambut Bulan Suci
3
Khutbah Jumat: Sambut Ramadhan dengan Memaafkan dan Menghapus Dendam
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Amalan Persiapan kangge Mapag Wulan Ramadhan
5
Khutbah Jumat: Optimisme Adalah Kunci Kesuksesan
6
Hukum Trading Crypto dalam Islam: Apakah Crypto Menguntungkan atau Berisiko?
Terkini
Lihat Semua