Mataram, NU Online
Peninjau dari Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Belanda untuk acara Musyawarah Nasional Alim Ulama NU 2017 Nor Ismah mengatakan, perspektif perempuan seharusnya dihadirkan di dalam setiap forum-forum pembahasan yang ada di dalam NU, baik yang membahas isu-isu keagamaan ataupun yang lainnya seperti bahtsul masail.
Menurutnya, hal itu dimaksudkan untuk memandang segala persoalan bukan hanya dari perspektif laki-laki saja, tetapi juga dari perspektif perempuan.
“Pendapat yang dikeluarkan menggunakan perspektif perempuan itu akan berbeda dengan pendapat yang dikeluarkan ketika perspektif perempuan tidak dipakai,” kata Ismah usai mengikuti Sidang Komisi Bahtsul Masail Qonuniyah di Pesantren Darul Falah Mataram, Jumat (24/11).
Mahasiswi S3 Universitas Leiden itu menyayangkan, banyak Rancangan Undang-Undang (RUU) yang dirancang tidak melibatkan perspektif perempuan. Misalnya RUU Anti Terorisme yang dibahas tidak melibatkan peran perempuan baik dalam proses pencegahan ataupun pemulihan.
“Padahal peran perempuan sangat penting terutama di dalam keluarga. Perempuan juga memiliki kemampuan melobi yang bagus, tapi belum muncul,” jelas perempuan yang aktif di Lembaga Ta'lif wan Nasyr PCINU Belanda itu.
Ke depan, ia berharap perempuan akan bisa dilibatkan di dalam setiap pembahasan persoalan keagamaan dan kebangsaan termasuk di dalam pembahasan RUU. Sehingga perspektif yang ada bukan hanya dari laki-laki, tetapi juga perempuan. (Muchlishon Rochmat)