Nasional

Peristiwa Fathu Makkah, Kiai Said: Itu Hari Kasih Sayang, Bukan Hari Pembalasan

Selasa, 13 Juni 2017 | 14:30 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menjelaskan, Islam itu adalah agama yang damai, mulia, dan santun. Oleh karena itu, di dalam membela Islam juga harus dengan cara-cara yang damai, mulia, dan santun.

Kiai Said mencontohkan apa yang dilakukan Nabi Muhammad saat menaklukkah Kota Mekkah (Fathu Makkah) seharusnya menjadi teladan bagi umat Islam dalam berdakwah menyerukan Islam.

Dalam pembebasan Kota Mekkah tersebut, cerita Kiai Said, ada 15 ribu pasukan yang dipimpin oleh Nabi Muhammad. Mereka berkemah di pinggir-pinggir Kota Mekkah sebelum memasuki kota dimana Ka’bah itu berada. Sontak hal itu membuat warga Mekkah khawatir dan takut karena ada kabar bahwa mereka akan dibantai oleh pasukan Muhammad.

“Mendengar itu, Nabi Muhammad mengutus Ali untuk memimpin pasukan. Nabi Muhammad mengatakan bahwa hadza yaumul marhamah (ini hari kasih sayang). Saya maafkan semua. Bukan yaumul malhamah (hari pembalasan dendam),” kata KH Said Aqil Siroj saat menyampaikan tausiah Ramadhan pada Peluncuran Mobile Payment Apps Wakaf NU di Manara BTN Jakarta, Selasa (13/6).

Oleh karena itu, jelas Kiai Said, disebutkan di dalam Al-Qur’an bahwa Nabi Muhammad adalah orang yang menang karena menaklukkan Kota Mekkah tanpa ada tetesan darah sedikitpun.

“Al-Qur’an mengatakan, kamu menang Muhammad. Semua orang Mekkah masuk Islam semua,” ungkapnya.
Bahkan, anak dari Abu Jahal, Ikrimah, yang lari dari Kota Mekkah pun diminta untuk kembali dan dijamin keselamatannya oleh Nabi Muhammad. (Muchlishon Rochmat/Zunus)