Nasional PERWIMANAS

Peserta Dibekali Keterampilan dan Pemantapan Usaha

Sabtu, 15 Juni 2013 | 11:10 WIB

Jombang, NU Online
Ajang Perkemahan Wirakarya Maarif Nasional atau Perwimanas tidak semata membekali peserta dengan keterampilan kepramukaan dan pendalaman Aswaja. Peserta juga diberikan kesempatan mengunjungi sejumlah sentra industri kecil.<>

Disamping memiliki sejumlah pesantren besar, kota ini ternyata memiliki banyak sentra usaha kecil dan menangah yang bisa dibanggakan. Mereka dibina secara periodik oleh Pemerintah Daerah Jombang sehingga kuantitas dan kualitas hasilnya layak disejajarkan dengan usaha dari daerah lain.

Karena itu, para peserta Perwimanas nantinya akan diberikan kesempatan mengunjungi sentra kegiatan usaha itu secara bergilir. 
“Kita berharap para peserta dari penjuru tanah air bisa belajar secara serius dari sukses para pengusaha ini,” tandas tuan rumah Perwimanas, H Salmanuddin kepada NU Online (14/6). 

Pengasuh Pesantren Babussalam Kalibening Mojoagung ini menandaskan bahwa ada empat sentra usaha yang akan dikunjungi peserta, yakni kerajinan perkakas kayu, kerajinan manik-manik dan borci, kunjungan ke pabrik kecap serta proses produksi minyak Atsirih. 

“Semua usaha itu menjadi ciri khas bagi kalangan yang ingin berkunjung ke Jombang,” tandasnya.

Lokasi keempat tujuan usaha tersebut terpencar. Untuk kerajinan perkakas kayu ada di Desa Wringinpitu Mojowarno. Sedangkan untuk kerajinan manik-manik di Desa Gudo, dan perusahaan kecap “Tjap Dorang” di  Kota Jombang serta minyak Atsirih di Desa Wonomerto Wonosalam. Karena jenis usaha yang digeluti dan akan dikunjungi berbeda, tentu saja tidak akan sama pula jenis dan model kunjungan tersebut. 

“Untuk di kerajinan perkakas kayu, peserta diberikan kesempatan belajar pertukangan,” kata Gus Salman, sapaan akrabnya. Demikian juga saat berada di sentra manik-manik, peserta diberikan kesempatan mempelajari cara merangkai sehingga menjadi sejumlah kerajinan manik-manik yang bervariasi. 

Jombang juga dikenal sebagai penghasil kecap yang khas yakni Tjap Dorang. “Bisa dipastikan, para tamu dari luar kota lebih gemar memesam kecap ini daripada makanan atau oleh-oleh lain,” ungkap Gus Salam. 

Nah, bagaimana proses pembuatan kecap yang berkualitas sehingga menjadi salah satu ikon kota santri, tentu sangatlah menarik. “Peserta nantinya dapat mempelajari proses pembuatan kecap yang bermutu tersebut,” terangnya. 

Dan saat berkunjung ke sentra minyak Atsirih, peserta juga akan mendapatkan pengetahuan proses penguapan sampai menghasilkan minyak.

Bagi Gus Salman, pengenalan secara lebih dekat kepada sejumlah sentra industri kecil ini nantinya akan memberikan bekal kepada peserta bagaimana menjadi pengusaha yang ulet dan tangguh. Bahkan untuk sebagian kawasan seperti usaha manik-manik dan perkakas kayu, tidak hanya dimiliki perseorangan. “Di dua kawasan itu, mayoritas masyarakatnya bekerja secara total dalam menjadikan usahanya sebagai sandaran hidup,” lanjutnya.

“Kita berharap usai mengikuti perkemahan, para peserta dapat menjadikan kunjungan tersebut sebagai inspirasi bagi pengembangan usaha di tempat masing-masing,” katanya. Hal itu bisa diraih dengan mengembangkan usaha serupa atau melakukan kerjasama saling menguntungkan dengan usaha yang sudah ada. 


Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Syaifullah