Pidato Lengkap Gus Yahya: Ada Bermacam Titik Capaian yang Diprioritaskan Seseorang
Rabu, 2 Oktober 2024 | 16:00 WIB
Ketum PBNU Gus Yahya Staquf saat pidato dalam acara wisuda sarjana dan pascasarjana Universitas Nasional Periode II Tahun Akademik 2023-2024 di Gedung Jakarta Convention Center (JCC), Ahad (29/9/2024). (Foto: dok. PBNU)
Ahmad Naufa
Penulis
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) memberikan pembekalan wisudawan dan wisudawati sarjana dan pascasarjana Universitas Nasional (Unas) Periode II Tahun Akademik 2023-2024 di Gedung Jakarta Convention Center (JCC), Ahad (29/9/2024).
Dalam kesempatan ini, Gus Yahya mengucapkan selamat kepada para wisudawan dan wisudawati yang telah lulus. Ia juga menyampaikan, setelah lulus para wisudawan harus siap menghadapi tantangan serta berjuang untuk membuat capaian yang lebih besar dan bermanfaat.
Berikut adalah pidato lengkap Gus Yahya dalam kesempatan tersebut:
***
Assalāmualaikum warahmatullāhi wabarakātuh.
Alhamdulillāh wa syukrulillāh, was shalātu was salāmu alā Rasūlillah Sayyidina wa Maulana Muhammad ibni Abdillah, wa 'alā ālihi wa shahbihi wa man wālāh. Amma ba’ad.
Yang saya hormati, Menteri Sosial Republik Indonesia – konon Kiai – Haji Drs Saifullah Yusuf. Yang saya hormati, Rektor Universitas Nasional Bapak Doktor El Amry Bermawi beserta segenap pimpinan universitas.
Yang saya hormati, sidang senat, para dosen, dan seluruh sivitas akademika Universitas Nasional. Yang saya hormati, para pimpinan Yayasan Universitas Nasional, para tamu undangan, ada Bapak Kepala BRIN di sini, yang sekampung dengan saya. Para wisudawan dan wisudawati beserta para wali wisudawan-wisudawati dan keluarga yang saya hormati.
Alhamdulillah, tadi pagi ada orang masuk ke rumah saya, lalu saya digelandang sampai ke tempat ini. Seandainya bukan menteri dan tidak membawa-bawa pengawal polisi, mungkin sudah dikeroyok tetangga-tetangga saya.
Tapi merupakan kehormatan yang luar biasa bahwa saya diberi kesempatan untuk berbicara di hadapan para wisudawan-wisudawati yang berbahagia hari ini. Ini kebahagiaan yang saya sendiri belum pernah merasakan.
Dulu ada kiai yang saya kenal, yang karena dianggap keramat lalu sering diminta untuk menjadi wali nikah, mewakili orang tua dari pengantin. Dan laris sekali, karena banyak orang ingin mengharap berkah dari beliau. Tapi kiai itu sendiri menjomblo sampai tua. Jadi, menikahkan orang, dia sendiri belum pernah menikah.
Ini adalah hari yang saya kira semua orang di antara wisudawan-wisudawati ini merasakan sebagai hari istimewa; ini hari yang menandai keberhasilan Anda semua mencapai apa yang Anda semua perjuangkan selama ini.
Dulu Gus Dur pernah mengatakan bahwa di NU itu ada dua orang yang masih mahasiswa dan baru akan lulus kalau kampusnya dibakar. Yang satu adalah Saifullah Yusuf, dan satunya lagi Yahya Staquf. Tapi alhamdulillah dengan berkah doa baiknya Gus Dur, setelah lebih 10 tahun, akhirnya Saifullah Yusuf lulus tanpa harus membakar kampus. Dan saya sendiri diberi gelar oleh perguruan tinggi yang lain, sehingga kampus saya selamat.
Tapi bukan berarti bahwa orang seperti Saifullah Yusuf yang sekarang menjadi menteri sosial dan menjadi salah seorang kebanggaan Universitas Nasional gagal atau kurang berhasil di dalam menjalani pendidikan di perguruan tinggi ini.
Saya ingat, dulu ada seorang pengagum beliau yang saya kenal dan setiap ngobrol selalu memuji-muji beliau. Saya ingat orang ini pernah mengatakan bahwa: “Saifullah Yusuf itu cerdas sekali, kuliahnya hebat, nilainya bagus sekali.”
“Kok tahu?”
“Ya IP-nya itu tinggi sekali.”
“Berapa?”
“Ya, 3 koma sedikit,” katanya.
Lalu saya tanya: “Kamu sendiri, IP-mu berapa?”
“Saya cuma sedikit koma 3,” katanya.
Nah, kenapa Saifullah Yusuf harus menunggu lebih lama untuk lulus? Ini persis, karena di dalam hidup ini ada bermacam-macam titik capaian di dalam perjuangan kita. Saifullah Yusuf membuat prioritasnya sendiri, sehingga capaian sebagai wisudawan dia letakkan dalam prioritas kesekian setelah berbagai macam target-target yang lain yang nyatanya juga berhasil dia capai.
Saya kira ini juga perlu menjadi pemikiran, terutama ananda-ananda para wisudawan-wisudawati ini bahwa – ya terutama yang baru S1 ini, karena kalau S1 waktu ini belum masuk anginlah, nanti kalau sudah S3 baru pilek – ini adalah capaian saja, salah satu capaian dari sekian banyak tantangan hidup yang harus diatasi untuk membuat capaian-capaian yang lain.
Dan sesudah ini, ya hari ini mari kita bersyukur bergembira atas keberhasilan meraih capaian ini. Tetapi kita harus juga segera berpikir sesudah ini apa, sebagaimana di dalam Al-Qur'an sendiri dianjurkan bahwa setiap kali menyelesaikan satu capaian tertentu kita harus sesegera mungkin beranjak untuk mengejar capaian. Faidzā faraghta fanshab (QS. Al-Insyirah: 7), ketika engkau selesaikan satu pekerjaan segera beranjak untuk pekerjaan berikutnya. Wa ilā rabbika farghab (QS Al-Insyirah: 8), dan kepada Tuhanmu berharaplah pertolongan dan naungan petunjuk menuju masa depan yang lebih baik.
Sebagaimana tadi disinggung oleh Pak Rektor bahwa kita menghadapi tantangan-tantangan luar biasa di masa depan. Anda semua telah membuktikan bahwa Anda punya cukup ketekunan untuk menyelesaikan apa yang harus diselesaikan, untuk mencapai suatu target tertentu, yaitu lulus dalam pendidikan di Universitas Nasional ini.
Tapi untuk menghadapi tantangan-tantangan yang lebih besar sesudah ini, di samping ketekunan yang telah Anda buktikan ini, harus terus-menerus dipupuk dan diteguhkan Anda semua nantinya akan dituntut untuk mengasah kecerdikan, mengasah akal, untuk menavigasi landskap tantangan-tantangan di hadapan Anda yang pasti tidak akan sederhana.
Tadi Pak Rektor menyebut adanya tuntutan untuk membuat inovasi. Itu adalah salah satu cara untuk menavigasi lautan dinamika hidup yang tidak akan ringan untuk disangka.
Saya yang hari ini jadi merasa sangat sangat tua. Dulu saya pernah bersenang-senang seperti Anda semua sebagai anak muda. Sekarang saya merasa saya seperti orang tua kalian semua. Tidak ada yang lebih diimpikan dari orang tua selain mengharapkan anak-anaknya mencapai lebih dari apa yang dicapai oleh orang tuanya.
Semoga Ananda sekalian para wisudawan-wisudawati akan terus berjuang untuk membuat capaian-capaian besar, untuk membuat manfaat-manfaat yang lebih banyak bagi sesama, untuk membuat jasa-jasa yang besar kepada bangsa dan negara yang kita cintai ini.
Selamat, dan semoga masa depan yang cerah menjemput Anda semua, dan pertolongan serta bimbingan Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa menyertai kehidupan kita semua. Amin.
Wallāhul muwaffiq ilā aqwāmith tharīq.
Wassalāmualaikum warahmatullāh wabarakātuh.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua