
Juara 1 Aula Hasna Syarifah dari Pekalongan, Jawa Tengah dengan nilai 409 berhak mendapatkan hadiah uang pembinaan Rp2juta.
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) mengumumkan peserta terbaik Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional yang digelar secara virtual pada Senin (10/5) malam.
MTQ Nasional virtual ini diikuti oleh hampir 700 peserta dari seluruh Indonesia. Dari ratusan peserta itu diseleksi menjadi tujuh peserta masuk grand final.
Penilaian dilakukan oleh para ahli, yakni Gus Ahmad Bananu Syafiq (Pengasuh Pondok Pesantren Mifathul Huda Al-Azhar, Citangkolo, Banjar, Jawa Barat) yang menilai fashohah, Gus Ahmad Imaduddin Abdillah Al-Hafiz yang menilai tajwid, dan Ustaz Raden Harmoko (Juara 1 Internasional) menilai dari sisi lagu dan suara.
Pada kesempatan tersebut, Sekretaris Umum IPNU Mufarrihul Hazin mengumumkan nama-nama yang berhak menyandang juara.
Berikut nama-nama juara:
Juara 1 Aula Hasna Syarifah dari Pekalongan, Jawa Tengah dengan nilai 409 berhak mendapatkan hadiah uang pembinaan Rp2juta.
Juara 2 Muhammad Zahron Nasywa dari Pati Jawa Tengah dengan nilai 402 berhak mendapatkan hadiah uang pembinaan Rp1,5 juta.
Juara 3 Indana Badiah dari Gresik Jawa Timur dengan nilai 398 berhak mendapatkan hadiah uang pembinaan Rp1 juta.
Juara Favorit dengan tontonan terbanyak di Instagram dan Youtube Jauharatul Aqidatil Khalisah dari Gunung Agung berhak mendapatkan uang pembinaan Rp500 ribu.
MTQ Nasional Virtual Ajang Syiar
Ketua Umum IPNU Aswandi Jailani menyampaikan bahwa MTQ Nasional virtual ini merupakan ajang untuk syiar agama Islam di dunia digital. "Sebagai syiar agama dan menumbuhkan rasa cinta kita terhadap Al-Qur’an," katanya.
Lebih lanjut, Aswandi juga menyampaikan bahwa kegiatan ini juga dapatl mempererat ukhuwah Islamiyah sesama peserta dan kader.
MTQ ini juga, menurutnya, mampu melestarikan budaya kita, budaya membaca dan mengamalkan isi kandungan maknanya.
"Bukan hanya ajang perlombaan semata. Kita mengambil poin penting dari kegiatan ini, meningkatkan spiritual, sosial, dan kultural kita," pungkasnya.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Alhafiz Kurniawan
Terpopuler
1
Alasan NU Tidak Terapkan Kalender Hijriah Global Tunggal
2
Khutbah Jumat: Bersihkan Diri, Jernihkan Hati, Menyambut Bulan Suci
3
Khutbah Jumat: Sambut Ramadhan dengan Memaafkan dan Menghapus Dendam
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Amalan Persiapan kangge Mapag Wulan Ramadhan
5
Khutbah Jumat: Optimisme Adalah Kunci Kesuksesan
6
Hukum Trading Crypto dalam Islam: Apakah Crypto Menguntungkan atau Berisiko?
Terkini
Lihat Semua