Joko Susanto
Kontributor
Jakarta, NU Online
Dosen Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) IKMI Cirebon Agus Bahtiar menilai bahwa wacana penerapan mata pelajaran coding dan artificial intelligent (AI) merupakan langkah relevan dengan perkembangan teknologi saat ini.
"Program mata pelajaran IT dan Coding di tingkat SD memang sangat menarik, terutama jika kita melihat perkembangan dunia digital yang kian pesat," kata Agus saat diwawancarai NU Online, Jumat lalu.
Agus menjelaskan, perlu mengenalkan IT dan coding sejak usia dini karena teknologi digital menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Ia menyebut, mengajarkan coding di usia SD dapat membantu anak-anak tidak hanya sebagai pengguna teknologi tetapi juga mulai memahami cara kerjanya.
"Ini bisa melatih logika berpikir, pemecahan masalah, dan kreativitas yang sangat berguna untuk perkembangan intelektual mereka," jelasnya.
Agus menjelaskan, anak-anak memiliki kemampuan belajar yang tinggi ketika mereka diperkenalkan dengan konsep-konsep baru, termasuk teknologi, dalam format yang menyenangkan dan interaktif.
"Melalui permainan, proyek kecil, atau visual yang menarik, konsep dasar coding sebenarnya bisa menjadi kegiatan yang mengasyikkan, bukannya membingungkan," jelasnya.
Ia mengatakan, menerapkan pelajaran IT dan coding di tingkat SD adalah langkah yang cukup maju dan relevan dalam menghadapi era digital yang canggih. Dengan memulai lebih awal pemerintah dapat membentuk sumber daya manusia yang lebih siap dan adaptif terhadap teknologi di masa depan.
"Tentu saja, ini perlu disertai dengan dukungan kurikulum yang disesuaikan, tenaga pengajar yang terlatih, serta metode pembelajaran yang mendukung perkembangan kognitif anak-anak,"ujarnya.
Praktisi Teknologi Informasi dan Keamanan Siber, Muqorrobien Ma'rufi menjelaskan, kemampuan coding bagus buat anak SD karena bisa meningkatkan kemampuan berpikir logis (logical thinking) dan pemecahan masalah menggunakan teknologi komputer (computational thinking) untuk anak.
"Tetapi kalau untuk AI itu saya tidak setuju, karena AI adalah alat pendukung produktivitas, sedangkan anak SD itu baiknya fokus pada pembentukan karakter. Jika untuk sekadar pengenalan dasar saja masih bisa," tegas Muqorrobien dalam keterangannya kepada NU Online, Jumat lalu.
Sementara itu, Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Negeri Semarang (Unnes) Edi Subkhan mengatakan, coding sebenarnya bukan hal yang essentials skills yang tiap anak harus bisa. Coding merupakan skill lanjutan dari mathematical thinking atau computational thinking.
"Seseorang bisa berargumen dan berpikir komputasional adalah dasar-dasar coding. Namun tidak semua keterampilan berpikir komputasional dipakai sebagai dasar untuk mengarahkan anak jadi terampil koding nantinya," ujar Edi kepada NU Online, Senin (18/11/2024) via telepon.
Edi Subkhan menyarankan, coding dan AI bisa menjadi mata pelajaran, namun hanya sebatas mata pelajaran pilihan. Bisa juga diberikan dalam bentuk klub belajar saja. Jadi, murid yang berkeinginan untuk jadi terampil mengkoding, dipersilakan untuk mengambil mata pelajaran pilihan tersebut, atau ikut klub belajar coding secara tersendiri.
Terpopuler
1
Ustadz Maulana di PBNU: Saya Terharu dan Berasa Pulang ke Rumah
2
Khutbah Jumat: Isra Mi’raj, Momen yang Tepat Mengenalkan Shalat Kepada Anak
3
Khutbah Jumat: Menggapai Ridha Allah dengan Berbuat Baik Kepada Sesama
4
Puluhan Alumni Ma’had Aly Lolos Seleksi CPNS 2024
5
Khutbah Jumat: Kejujuran, Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat
6
Khutbah Jumat: Rasulullah sebagai Teladan dalam Pendidikan
Terkini
Lihat Semua