Aru Lego Triono
Penulis
Jakarta, NU Online
Salah satu tujuan dari Pendidikan Menengah Kepemimpinan Nahdlatul Ulama (PMKNU) adalah mencetak kader yang terampil cari solusi dan mengatasi masalah yang terdapat di daerah masing-masing.
Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) menjelaskan bahwa di dalam PMKNU, para peserta tidak lagi ditekankan untuk mempertebal militansi. Sebab soal militansi ini sudah selesai pada pengaderan tingkat dasar atau Pendidikan Dasar Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PD-PKPNU).
“Sekarang ini (di dalam PMKNU) justru memberikan kecakapan kepada peserta pengaderan untuk memperkuat keterampilan mengidentifikasi masalah, menganalisis, dan mencari solusinya,” ungkap Gus Ulil kepada NU Online, melalui sambungan telepon, pada Jumat (29/7/2022).
Membangun kecakapan berjejaring, mengidentifikasi dan menganalisis masalah, serta mencari solusi merupakan materi baru yang akan diberikan kepada para peserta PMKNU. Menurut Gus Ulil, lewat pemberian materi ini, para peserta pengaderan ini akan didorong untuk kreatif.
“Jadi nanti salah satu pendekatannya itu adalah berfikir dengan pola skenario. Kalau ada masalah bagaimana kita membangun skenario-skenario? Ada kemungkinan solusinya begini, ada solusi lain lagi. Peserta didorong untuk imajinatif, bisa membayangkan opsi-opsi penyelesaian terhadap masalah-masalah yang ada di daerah masing-masing,” jelas Gus Ulil.
Lebih lanjut, ia memastikan bahwa para peserta PMKNU akan didorong menjadi lebih aktif. Di dalam PMKNU ini, para peserta tidak hanya mendengarkan ceramah dari pemateri seperti PD-PKPNU. Sebab pada jenjang PMKNU ini dilakukan pendekatan andragogi.
“Jadi pendidikan untuk orang dewasa yang disebut andragogi. Asumsinya adalah semua peserta adalah narasumber, semua peserta dianggap expert, sebagai orang yang sudah punya pengetahuan, lalu mereka nanti berdiskusi mencari solusi bersama-sama,” ungkap Gus Ulil.
Pengampu Ngaji Ihya Virtual ini melanjutkan, para peserta PMKNU akan pulang membawa sebuah rencana yang akan dilakukan di tingkat cabang masing-masing. Gus Ulil menyebut semacam rencana kerja atau proyek gerakan untuk mengatasi masalah yang ada di dalam kawasan atau daerah masing-masing.
PMKNU rencananya akan dimulai pada pertengahan Muharram 1444 atau Agustus 2022. Para pengurus cabang se-Indonesia diwajibkan untuk mengikuti pengaderan tingkat menengah ini. PMKNU akan berlangsung selama lima hari. Materi dan bahan ajar PMKNU telah tuntas dibahas oleh para instruktur di Hotel Sultan Jakarta, pada Kamis-Jumat (28-29/7/2022).
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Aiz Luthfi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua