Nasional KASUS BUKU RADIKALISME

Puluhan Kader NU Datangi Dinas Pendidikan

Selasa, 24 Maret 2015 | 03:00 WIB

Jombang, NU Online
Puluhan aktifis Badan Otonom NU, yakni Gerakan Pemuda Ansor, Fatayat NU, Persatuan guru NU (pergunu), Ikatan Sarjana NU (ISNU) serta IPNU dan IPPNU mendatangi kantor Dinas Pendidikan setempat. Mereka memastikan buku radikal Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas XI SMA ditarik dan dilakukan revisi.<>

Tidak hanya penarikan dari sekolah sekolah, para aktifis muda NU ini juga mendesak Dinas Pendidikan juga melakukan langkah-langkah lanjutan. Diantaranya, melakukan upaya pencegahan terhadap tumbuhnya paham radikal di Jombang, dan menyusun serta memberlakukan regulasi guna menangkal tumbuhnya paham radikal.

"Kami mendesak Pemerintah kabupaten Jombang menjaga dan mempertahankan faham Aswaja serta melakukan upaya dakwah islam rahmatal lil alamin,"ujar Faqih Ketua Pergunu membacakan pernyataan sikapnya didepan kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jatim Dr Harun dan Kepala Dinas Pendidikan Jombang Muntholib, Senin (23/3).

Disamping itu, Banom NU ini juga mendesak Aparat penegak hukum agar melakukan aksi pencegagahan dan deteksi dini serta menjatuhkan sanksi yang tegas kepada setiap upaya penyebaran faham radikalisme di Jombang.

Selanjutnya, para aktivis mendesak Disdik dan kantor kementerian (kemenag) setempat melakukan kajian secara mendalam atas dokumen, kurikulum dan buku referensi aktivitas kesiswaan dan kerohanian di sekolah-sekolah, dengan melibatkan seluruh organisasi keagamaan dan kemasyarakatan di Jombang.

Kepala Disdik Muntholip menyambut positif tuntutan para siswa dan berjanji mengakomodasi, sepanjang tidak menyimpang dari tupoksi (tugas pokok dan fungsi) dinas yang dipimpinnya. "Semua saran ini bagus, dan tentu kami  mengakomodasi. Dan  terpenting sekarang ini buku PAI yang bermasalah sudah mulai ditarik, untuk kemudian direvisi, dengan melibatkan pihak-pihak berkompenten," terang Muntholip.

Hal yang sama juga disampaikan  Harun Kepala Dinas Propinsi Jatim yang mengatakan bahwa masukan generasi muda akan menjadi perhatian untuk penyusunan buku ke depannya. " Tadi kita juga sudah mendengar GP Ansor sudah membacakan pernyataan sikap,  saya kira ini adalah langkah positif dan marilah polemic ini harus disudahi, buku tersebut (PAI) segera ditarik untuk menghindari polemik di masyarakat " ujarnya.

Harun mengatakan, belajar dari kasus ini nantinya pembuatan buku pengayaan harus lebih berhati hati. Menurutnya memang dalam menyusun buku harus melibatkan ahlinya." Katanya orang pandai, harus ditanyakan pada ahlinya. Jangan sampai ada kekeliruan lagi,'tandasnya.

Terkait kecerobohan pihak penyusun dalam hal ini MGMP, Harun menambahkan bahwa Soal MGMP diserahkan Kepala Dinas untuk memberikan pembinaan agar tidak lagi membuat orang resah.

"Kami Dinas menyampaikan terimakasih atas masukan yang diberikan, memang kita harus mereviu melihat kalau kita salah ya tidak masalah apa jeleknya kita diberi masukan,terimakasih, ada hasil yang mengenakkan di Jatim ini," pungkasnya yang mengaku datang langsung ke Jombang atas perintah Gubernur Jawa Timur Soekarwo. (Muslim Abdurrahman/Anam)