Nasional

Satgas NU: Vaksin Saat ini adalah Masker dan Protokol Kesehatan

Senin, 12 Oktober 2020 | 06:30 WIB

Satgas NU: Vaksin Saat ini adalah Masker dan Protokol Kesehatan

Menggunakan masker bisa terhindar 70 persen penularan di Indonesia, sampai mendapatkan vaksin yang benar

Jakarta, NU Online

Satuan Tugas NU Peduli Covid-19 dr Muhammad Makky Zam-zami mengatakan bahwa saat ini, cara agar tetap terhindar dari Covid-19 adalah menggunakan masker dan menerapkan protokol kesehatan. Masker dan protokol kesehatan menurutnya adalah vaksin gratis yang bisa berpengaruh positif untuk tubuh manusia.


“Vaksin memerlukan waktu, artinya tidak serta merta langsung kita mendapatkan vaksin. Vaksin paling murah dan paling gratis dulu yang kita jalankan dengan menggunakan masker. Karena dengan menggunakan masker bisa terhindar 70 persen penularan di Indonesia, sampai mendapatkan vaksin yang benar,” kata dr Makky, Senin (12/10).

 

Saat ini, pemerintah Indonesia sedang berusaha memproduksi vaksin Covid-19 agar awal tahun 2021 vaksin dapat digunakan oleh jutaan penduduk Indonesia. Pemerintah menggandeng sejumlah perusahaan dalam dan luar negeri agar vaksin tersebut cepat diproduksi dan benar-benar mampu melumpuhkan Covid-19 di tubuh manusia.


dr Makky meminta masyarakat untuk tidak berharap lebih kepada vaksin. Kata dia, untuk sampai digunakan masyarakat, vaksin membutuhkan proses yang panjang dan waktu yang begitu lama.


Saat ini, lanjutnya, vaksin masih menjadi pembahasan di internal pemerintah terutama menyangkut efektivitas dan produktivitasnya. Masyarakat direncanakan mendapatkan dua dosis vaksin agar benar-benar terhindari dari virus mematikan itu.   


Makky menerangkan, sekalipun vaksin itu sudah selesai uji klinis dan siap digunakan oleh masyarakat, sudah pasti jumlahnya terbatas. Orang-orang rentan yang mungkin akan lebih dulu mendapatkan vaksin. Karena prosesnya yang panjang dan mendapatkannya  butuh waktu lama, maka vaksin Covid-19 diprediksi memakan biaya yang tidak murah.
 


Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 260 juta lebih ini menurutnya berpengaruh terhadap lambatnya masyarakat terbebas dari Covid-19 melalui vaksin. Jika per orang mendapatkan dua dosis vaksin maka setidaknya Indonesia membutuhkan 500 juta lebih vaksin.  


“Berapa tahun mendapatkan 500 lebih dosis vaksin itu?. Apakah pabrik kita mampu atau tidak, dan semua negara juga butuh vaksin. Menurut saya untuk sampai ke kita belum tentu instan, 1 atau 2 bulan misalnya, jadi jangan terlalu banyak berharap dulu, gunakan masker dulu aja,” tuturnya.

 

Perkembangan kebijakan vaksin Covid-19


Perkembangan uji vaksin virus Corona di seluruh dunia terus menunjukkan perkembangan termasuk di Indonesia. Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan dan Pelaksanaan Vaksin Covid-19.


Perpres yang ditandatangani pada Senin (5/10) lalu itu mengatur kewenangan Menteri Kesehatan untuk menetapkan besaran harga pembelian vaksin virus Corona. Program vaksinasi ini akan dikoordinasi langsung oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang kini sedang menetapkan kriteria dan prioritas penerima vaksin, wilayah, jadwal, tahapan, dan standar pelayanan vaksinasi. Vaksin ditargetkan akan tersedia pada Januari 2021.


Dari 10 kandidat vaksin di dunia saat ini, Indonesia telah menjalin kesepakatan dengan dua kandidat vaksin, yaitu Sinovac dan Sinopharm, yang merupakan produksi China. Saat ini, kandidat vaksin Sinovac sedang menjalani uji klinis tahap ketiga di Bandung, Jawa Barat. Namun untuk sampai dilakukan vaksinasi terhadap jutaan penduduk Indonesia diprediksi membutuhkan waktu yang sangat panjang bahkan bisa sampai bertahun-tahun.


Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Muhammad Faizin