Nasional

Setahun Genosida di Gaza Palestina Tak Juga Usai, Gus Yahya Wanti-Wanti Perang Besar Ancam Dunia

Selasa, 8 Oktober 2024 | 21:30 WIB

Setahun Genosida di Gaza Palestina Tak Juga Usai, Gus Yahya Wanti-Wanti Perang Besar Ancam Dunia

Ketum PBNU Gus Yahya saat menyampaikan pidato kunci dalam Simposium Pesantren 2024 di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Selasa (8/10/2024). (Foto: TVNU/Junaedin)

 Sleman, NU Online

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Cholil Staquf (Gus Yahya) kembali menegaskan pentingnya menghentikan kekerasan di Gaza. Ia menekankan bahwa apapun alasannya, kekerasan harus diakhiri sebelum menyoal hal lain.


Hal itu diungkapkan sebagai respons atas terjadinya konflik yang berujung pada genosida di Gaza, Palestina yang telah berlangsung selama setahun, sejak 7 Oktober 2023 lalu.   


“Kami sudah menyatakan, sejak itu (perang) meletus, pernyataan kami adalah hentikan kekerasan, hentikan kekerasan segera. Apapun alasannya, urusan yang lain, soal nanti kita berunding, tapi berhenti dulu kekerasan,” kata Gus Yahya usai menghadiri Simposium Pesantren 2024 di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Selasa (8/10/2024).
 

Ia juga memperingatkan bahwa konflik yang tidak berkesudahan itu juga menjalar ke negara-negara tetangga yakni Lebanon, Iran, dan Yaman. Gus Yahya mewanti-wanti bahwa konflik yang tidak segera diatasi itu dapat mengancam dunia dari bayang-bayang perang besar.
 

“Karena kalau kekerasan tidak berhenti, kekerasan apapun, selama tidak dihentikan, dia akan terus meluas, dan karena ini tidak dihentikan sampai sekarang, ini akan terus meluas,” ucapnya.
 

“Kalau tidak dihentikan, jangan kaget kalau kemudian meluas sampai kita berada dalam ancaman perang besar yang luar biasa berbahaya bagi dunia,” tambah Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu.
 

Dalam konteks ini, PBNU mendorong dialog dan diplomasi dalam menghadapi situasi krisis di Gaza. Dengan meningkatnya ketegangan di kawasan, ia berharap semua pihak dapat menempatkan kepentingan kemanusiaan di atas segalanya dan berupaya menemukan solusi yang damai.
 

“Sekali lagi, hentikan, hentikan sekarang juga. Berhenti pegang bedil, berhenti nembak, berhenti membuat kekerasan. Apapun masalahnya, mari kita bicarakan dengan cara berunding secara beradab,” paparnya.
 

Setahun setelah serangan militer Israel meletus pada 7 Oktober 2023, Palestina masih berjuang untuk bertahan di tengah kehancuran yang meluas.


Lebih dari 42 ribu warga Palestina dilaporkan tewas akibat serangan yang intens. Jumlah korban ini mencerminkan kehancuran yang melanda wilayah Palestina, khususnya di Jalur Gaza, di mana mayoritas korban jiwa ditemukan.
 

Menurut Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS), korban tewas di Palestina mencapai 42.652 orang. Sebanyak 41.909 di antaranya berasal dari Jalur Gaza, sementara 743 lainnya dari Tepi Barat.


Lebih dari 11.487 wanita menjadi korban akibat serangan militer Israel. Selain itu, sekitar 16.927 anak-anak tewas, menambah panjang daftar kelompok rentan yang terjebak dalam kekerasan.
 

Sebagai bentuk kepedulian terhadap warga Palestina, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui NU Care-LAZISNU mengajak masyarakat untuk menyalurkan bantuan dana kemanusiaan. Bantuan dapat disalurkan melalui NU Online Super App di fitur Zakat & Sedekah dengan klik di sini