Jakarta, NU Online
Pondok pesantren sebagai sebuah lembaga pendidikan keagamaan, dalam kenyataannya masih banyak yang mengalami kendala manajerial dalam melakukan aktifitas Pesantren, baik yang berkaitan dengan anggaran, akuntansi, penataan administrasi, alokasi serta kebutuhan pengembangan Pesantren maupun dalam proses aktifitas keseharian Pesantren.
Hal tersebut disampaikan wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (PP RMINU), KH Masrur Ainun Najih, pada acara pembukaan acara Workshop Manajemen Pesantren yang diselenggarakan PP RMINU bekerjasama dengan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) di Pondok Pesantren Salafiyah Babussalam, Desa Dayo, Kec. Tandun, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau, Sabtu (13/4) siang.
“Tidak sedikit pula Pesantren yang masih memiliki kekurangan sumberdaya dan tidak sedikit pula proses pendidikan pesantren berjalan lambat karena kesalahan dalam penataan menejemen keuangannya,” terang Kyai Masrur
Untuk itulah, lanjut Kiai Masrur, RMINU memandang perlu diadakannya pelatihan manajemen keuangan pesantren ini. RMINU sebagai asosiasi pesantren berperan dalam peningkatan dan pengembangan sumber daya di pesantren untuk menyiapkan dan memfasilitasinya.
“Harapanya para peserta workshop dapat mendapatkan pengetahuan yang komperenshif dan implementasi di lingkungan pesantren masing-masing,” kata dia.
Lebih lanjut dipaparkan Kai Masrur, ke depan lembaga pesantren akan dihadapkan pada tantangan yang semakin komplek. Salah satunya yakni apabila rancangan Undang-Undang Pesantren telah disahkan dan disetujui.
“Maka salah satu konsekuensinya adalah pesantren dalam pengelolaan SDM dan managerial harus mengikuti aturan-aturan yang telah ada,” ungkapnya.
Kiai Masrur mengaskan bahwa pesantren harus mandiri dalam hal politik, ekonomi, dan budaya. Mandiri secara politik dan budaya sangat tergantung pada kemandirian secara ekonomi. Dan untuk kemandirian secara ekonomi tidak terlepas dari pesantren untuk dapat mengembangkan dan mengelola keuangan secara akuntabel dan berani melihat peluang-peluang pengembangan ekonomi.
Perwakilan dari manajemen PT PGN Santiaji Gunawan mengatakan, kegiatan pelatihan ini merupakan bentuk hadirnya negara, yang dalam hal ini diwakili PGN, dalam rangka meningkatkan kemampuan, kapasitas dan keahlian para santri di bidang manajemen keuangan.
“Kita buktikan sekolah dari pesantren yang ada di negeri ini, terutama yang ada di Rokan Hulu, adik-adik santri tunjukan kemampuan anda, bahwa anda punya kemampuan lebih, punya kemampuan unggul untuk bersama membangun bangsa ini,” terang Santiaji yang menjabat sebagai Group Head of Strategic Stakeholder Management PGN.
Sebelumnya, PT PGN dan RMINU juga telah menyelenggarakan kegiatan pelatihan berbasis pesantren, yakni pelatihan Pesantren Bersih dan Keren di Blora Jateng, serta pelatihan pengembangan UMKM berbasis pesantren di Malang Jatim.
(Ajie Najmuddin/Muiz)