Jakarta, NU Online
Pakar Tasawuf KH M. Luqman Hakim menjelaskan bahwa mengenal Allah SWT bukan hanya memahami Asma-Nya, tetapi juga mengerti Sifat-Nya. Asma dan Sifat Allah ini bisa disaksikan manusia. Menurutnya, ujuang segala nikmat ialah menyaksikan Asma dan Sifat-Nya.
"Ujung segala nikmat itu adalah menyaksikan (musyahadah) Asma dan Sifat-Nya di balik segalanya serta kedekatan kepada-Nya,” tegas Kiai Luqman dikutip NU Online, Kamis (27/9) lewat twitternya.
Selain menjelaskan ujung segala nikmat, Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Muhibbin Caringin, Bogor, Jawa Barat ini juga menguraikan ujung segala azab. Tanda dari hal ini ketika manusia terhijab dari segala sesuatu yang baik.
“Sebaliknya ujung segala azab dengan berbagai ragamnya karena kita telah terhijab dari-Nya. Tipisnya beda nikmat dan azab,” terang Direktur Sufi Center Jakarta ini.
Tentang perkara nikmat, Kiai Luqman menjelaskan ada tiga nikmat, yaitu nikmat dunia, nikmat keagamaan, dan nikmat akhirat. “Ada tiga nikmat. Nikmat dunia, nikmat keagamaan, dan nikmat akhirat,” ujar Kiai Luqman.
Penulis buku Filosofi Dzikir ini menguraikan bahwa nikmat dunia yang melekat pada diri manusia di antaranya nikmat sehat, tercukupinya sandang, pangan, dan papan.
“Nikmat dunia ialah sehat, sandang, pangan, dan papan,” jelasnya.
Sedangkan nikmat keagamaan, menurutnya, melingkupi Islam, Iman, Ihsan, taubat, takwa, istiqomah, benar dan ikhlas, tenteram hati, musyahadah, dan ma'rifah.
“Adapun nikmat akhirat ialah syafa'at, pahala surga, melihat Allah,” terang penulis buku Psikologi Sufi ini.
Nikmat dunia, sambungnya, agama di akhirat wajib disyukuri. Karena syukur itu wadah dan pengikat nikmat. Namun, orang awam terpaku wujudnya nikmat. (Fathoni)