Ulama Nganjuk Harapkan Santri Hargai Para Pendahulu
Sabtu, 15 Oktober 2016 | 23:06 WIB
Perjalanan hari ketiga Kirab Resolusi Jihad NU 2016 memasuki Kabupaten Nganjuk, Sabtu (15/10). Pondok Pesantren Miftahul Ula Nglawak Kertosono didatangi Tim Kirab. Tim kirab tiba di pesantren yang didirikan KH Abdul Kodir Al-Fatah dan telah berusia 92 tahun itu sekira pukul 22.00.
Wakil Bupati Nganjuk KH Abdul Wahid Badrus berkenan menyampaikan kata sambutan. Menurut Mustasyar PCNU Nganjuk ini, peringatan Hari Santri Nasional yang diisi salah satunya dengan Kirab Resolusi Jihad membuka mata pemerintah dan anak bangsa tentang semangat membela bangsa.
Semangat yang melahirkan Resolusi Jihad pada dasarnya timbul karena suatu bangsa yang memasuki wilayah bangsa lain pasti menimbulkan kerusakan di wilayah negara yang dimasukinya.
Kiai Wahid menyinggung hal tersebut seperti kisah Ratu Saba setelah menerima surat dari Nabi Sulaiman, di mana Ratu Saba bersabda “Masuknya suatu bangsa ke sebuah negeri akan berbuat kerusakan di dalam negeri.”
Kiai Wahid memandang resolusi tidak saja relevan pada masa perjuangan tahun 1945, tetapi kiranya menjadi semangat motivasi dan inspirator untuk menjadi manusia yang cinta kepada Indonesia, setia NKRI dan komitmen yang telah diputuskan dalam UUD 1945.
Di Indonesia ini ada satu buku karangan KH Saifudin Zuhri berjudul Orang-orang dari Pesantren. Dalam buku tersebut, digambarkan betapa para ulama mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap negara, saat terjadi cengkraman penjajahan dari Jepang dan Belanda. Dalam buku itu disebut pula peran para ulama dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Kiai Wahid memandang peringatan Hari Santri Nasional, pelaksanaannya perlu didukung oleh pemerintah pada waktu mendatang. Karena itu ia berpesan kepada PBNU untuk mendorong pemerintah agar setiap Pemda di Indonesia menyelenggarakan peringatan Hari Santri, bukan hanya NU yang bergerak sendiri.
Pesan kedua, pantas sekali bahwa para kiai dan ulama kebih dihargai oleh negara. Memang beberapa ulama telah diangkat menjadi Pahlawan Nasional. Namun nyatanya masih banyak Kiai dan ulama yang dipandang sebelah mata oleh negara.
Kepada generasi muda dan santri, ia berpesan kepada mereka agar mempelajari sejarah. Sosok seperti Gus Dur atau KH Saifudin Zuhri dan tokoh lainnya dapat dijadikan inspirasi dan motivasi untuk berbuat bagi bangsa dan negara.
Selanjutnya generasi muda juga harus berjuang demi agama dan NU. Dalam rangka itu, NU struktural dan kultural harus bersatu.
"Melalui NU struktural kita rajut kerja sama dengan pemerintah. Melalui NU kultural kita rajut kerja sama dengan masyarakat. Mari kita rajut untuk kehidupan yang lebih baik," pungkas Kiai Wahid.
Mengakhiri upacara penyambutan, KH Jamaludin Abdullah memimpin doa sebelum akhirnya tim meneruskan perjalanan ke Pesantren Lirboyo Kediri. (Kendi Setiawan/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Isra Mi’raj, Momen yang Tepat Mengenalkan Shalat Kepada Anak
2
Khutbah Jumat: Kejujuran, Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat
3
Khutbah Jumat: Rasulullah sebagai Teladan dalam Pendidikan
4
Khutbah Jumat: Pentingnya Berpikir Logis dalam Islam
5
Khutbah Jumat: Peringatan Al-Qur'an, Cemas Jika Tidak Wujudkan Generasi Emas
6
Gus Baha Akan Hadiri Peringatan Isra Miraj di Masjid Istiqlal Jakarta pada 27 Januari 2025
Terkini
Lihat Semua