Surabaya, NU Online
Temuan membanggakan kembali dihadirkan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Kali ini kampus kebanggaan Nahdlatul Ulama tersebut meluncurkan Smartbike Indosat Ooredoo.
Berikutnya, smartbike atau sepeda pintar yang terkoneksi dengan gawai tersebut menjadi model pertama yang akan dikembangkan di Laboratorium IoT (internet of things) and Future Digital Economic Unusa.
“Laboratorium IoT dan Future Digital Economic Unusa ini akan menjadi inkubator dalam mengembangan ide inovasi beragam produk tepat guna berbasis IoT. Dan, smartbike menjadi penelitian yang pertama,” kata Istas Pratomo, Rabu (22/5)
Dekan Fakultas Teknik Unusa tersebut memaparkan bahwa Unusa menjadi salah satu dari 9 universitas yang diajak kerja sama Indosat Ooredoo dalam pengembangan future digital economic lab. Unusa kemudian melakukan studi banding ke ITB yang telah memiliki future digital economic lab berbasis IoT yang pertama di Indonesia.
“Dari hasil studi banding tersebut, kami akan melakukan pengembangan teknologi IoT, di mana semua benda akan terkoneksi dengan internet. Smartbike menjadi prototipe pertama dalam pengembangan produk berbasis IoT,” jelasnya.
Sepeda yang terkoneksi dengan internet nantinya, lanjut Istas, tak sekadar dipakai selesai. Namun, bisa mengirimkan banyak data mulai lokasinya di mana, berapa kali direm, berapa kali dikayuh, merekam berapa kecepatan selama pemakaian, rute mana saja yang ditempuh, berapa kali putaran dan sejenisnya.
“Di bagian belakang sepeda ada lubang yang ditanam sebuah simcard. Jadi kalau mau menggunakan smartbike, tinggal aplikasi di gawai, dan kita login. Karena sistemnya menerapkan e-money melalui kecukupan pulsa (saldo pulsa). Untuk membuka kunci smartbike menggunakan barcode,” papar Istas.
Selain sepeda, teknologi IoT yang akan dikembangkan laboratorium Unusa juga akan menerapkan pada rumah pintar atau smarthome. Seperti lampu, lemari, pintu, jendela, dan pagar.
“Pada lemari besi misalnya, teknologi IoT bisa membantu kita mengetahui berat buku atau benda lain yang pas untuk ditata di rak lemari, membuka pintu juga cukup melalui gawai. Begitu juga menyalakan lampu, membuka tutup pintu, pagar, dan jendela,” terangnya.
Civitas akademik Unusa juga sedang menyiapkan smartsurveillance untuk absensi mahasiswa maupun karyawan. “Absensi mahasiswa nantinya tak perlu lagi menggunakan finger (sidik jari). Cukup dengan kamera yang telah dipasang IoT, secara otomatis akan mendeteksi wajah peserta yang hadir dalam ruangan,” urainya.
Istas mengatakan, ke depan laboratorium IoT and Future Digital Economic Unusa bisa digunakan baik mahasiswa, alumni atau kalangan umum untuk melakukan penelitian.
“Di laboratorium Unusa, mereka yang ingin membuka usaha baru di bidang IoT bisa menggunakan sebagai alat uji atau eksperimen sebelum dilepas ke pasar secara komersial,” pungkasnya. (Ibnu Nawawi)