Nasional

Wahid Foundation: PMII dan HMI Harus Perluas Basis Kader

Selasa, 15 Januari 2019 | 01:30 WIB

Wahid Foundation: PMII dan HMI Harus Perluas Basis Kader

Ilustrasi kader PMII (ist)

Jakarta, NU Online
Beberapa hari lalu, Center for The Study of Islam and Social Transformation (CISForm) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengungkapkan, sebanyak 41,6 persen mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam berpandangan pemerintah Indonesia thogut, sementara 36,5 persen berpandangan bahwa Islam hanya dapat tegak dengan sistem khilafah, dan 27,4 persen memiliki pandangan boleh menggunakan kekerasan dalam membela agama.

Menurut Peneliti CISForm UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Abdur Rozaki, di antara penyumbang angka tersebut, karena PMII dan HMI yang dikenal sebagai organisasi ekstra moderat, kalah menarik dibanding Lembaga Dakwah Kampus (LDK) yang mengusung ideologi tarbiyah dan salafi, baik dari sisi pendidikan kaderisasi maupun bangunan pergaulannya.

Merespons hasil penelitian itu, Peneliti Wahid Foundation, Alamsyah Ja'far mengatakan bahwa seemsetinya PMII dan HMI terpukul.

"Seharusnya (PMII dan HMI) begitu (terpukul). Itu PR kita organisasi-organisasi moderat," kata Alamsyah kepada NU Online melalui sambungan telepon, Senin (14/1).

Namun menurutnya, dalam merespons fakta hasil penelitian dari CISForm itu, bukan berarti PMII dan HMI harus mengubah karakteristiknya agar mahasiswa lebih tertarik dan masuk kepadanya, melainkan menguatkan basis-basis anggotannya agar tidak terpengaruh oleh organisasi seperti Lembaga Dakwah Kampus (LDK).

Sebab, sambungnya, PMII dan HMI memiliki karakteristik yang berbeda dengan kelompok seperti LDK. PMII seharusnya memperkuat mahasiswa-mahasiwa yang basis pesantren, sementara HMI memperkuat mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari kelompok seperti Masyumi.

"Ini kan ada kelompok sekuler baru yang tumbuh di kelas menengah kota dengan cara berpikir yang kehidupannya eksakta, ini kan bukan basis dari PMII atau HMI sementara PMII kan biasanya santri, berasal dari keluarga NU. Jadi dalam situasi begini, PMII harus meningkatkan dan memperluas basis kadernya, HMI juga begitu," urai Alamsyah.

Ia menambahkan, PMII dan HMI juga harus mengkampanyekan tentang nilai-nilai toleransi, perdamaian, dan keterbukaan. (Husni Sahal/Fathoni)