Pesantren

Ajarkan Salafiah, Ciptakan Santri Pengusaha

Jumat, 15 Mei 2015 | 08:07 WIB

Probolinggo, NU Online
Meskipun sudah lima tahun berdiri, tidak banyak perubahan yang sangat berarti. Pesantren Babus Salam di kelurahan Sumberwetan kecamatan Kademangan Kota Probolinggo masih memiliki satu mushola dan 5 kamar santri putra.
<>
Satu perubahan nyata, kendati minim fasilitas, tetapi pesantren ini bisa menciptakan santri seorang pengusaha. Di mana setelah keluar dari lingkungan pesantren, santri sudah bisa berbaur dengan masyarakat dan memulai kehidupan baru sebagai seorang pengusaha.

Pengasuh pesantren Babus Salam Muhammad Zubair menyebut pesantren yang didirikannya itu bermula dari sebuah mushola. “Kala itu banyak santri yang datang untuk mengaji. Lambat laun, wali santri meminta untuk mendirikan pesantren,” ungkapnya, Jum’at (15/5).

Bapak dua anak itu kemudian mengikuti permintaan para wali santri. Ia pun membangun kamar santri. Satu per satu santripun datang saat ini. Setidaknya ada 25 santri yang sudah mukim yang mayoritas adalah laki-laki.

Aktifitas di pesantren ini terbilang belum padat. Pada pagi hari, pesantren yang letak di jalan Marimis itu mengaji kitab kuning hingga pukul 09.00. Setelahnya, mereka beristirahat. Setelah Dhuzur atau pukul 13.00, santri melanjutkan aktifitas bersekolah di madrasah diniyah hingga pukul 17.00. “Aktifitas santri dimulai lagi setelah Maghrib, yaitu mengaji Al-Qur’an,” jelasnya.

Tidak banyaknya aktifitas itu, karena masih kekurangan SDM (Sumber Daya Manusia). Hanya ada seorang guru yang mukim. Sementara yang lain berangkat dari rumahnya. Sehingga saat kegiatan diperketat, tidak ada guru yang mengawasi pesantren. “Sekarang kan masih tahap pengembangan. Jadi yang terpenting santri betah,” katanya.

Saat ini, dirinya masih bermimpi untuk mendirikan pesantren yang bonafit. Yakni dilengkapi dengan pendidikan formal. Sebab, pesantren yang tidak dilengkapi pendidikan berbasis formal itu, lama kelamaan akan ditinggalkan.

“Saya sadari sangat penting untuk didirikan pendidikan formal. Tetapi selain karena masih belum ada dana, saya juga masih butuh waktu untuk membenahi pesantren,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Terkait

Pesantren Lainnya

Lihat Semua