Ketua PBNU yang Penuh Inisiatif
Walaupun dikenal sebagai organisasi tradisional, bukan berarti dalam NU tidak ada pembaruan, justeru tampilnya NU sendiri sebuah gerakan pembaruan di lingkungan kaum santri. Organisasi sendiri adalah fenomena modern, karena itu di dalamnya secara otomatif akan mendorong terjadinya berbagai perubahan, dan motor gerakan pembaruan yang sangat menonjol di samping KH Wahid Hasyim adalah Kiai Muhammad Dahlan. Kalau Kiai Wahid membolehkan hakim wanita, maka dalam NU Kiai Dahlan mempelopori berdirinya organisasi Wanita NU yakni Muslimat, bahkan dengan kegigihannya akhirnya bisa meyakinkan Kiai Hasyim Asy’ari dan Kiai Wahab Hasbullah yang akhirnya didukung seluruh Nahdliyin.
Ketika menjabat Menteri Agama (1967-1971), Kiai Dahlan yang memelopori musyawarah antarumat beragama untuk menjaga kerukunan sesamanya. Ia pula yang berjasa mengangkat ribuan guru-guru agama melalui Ujian Guru Agama (UGA) paska peristiwa 1965 sebagai konsekuensi semakin disadarinya bahwa berkembangnya ajaran komunisme akibat kurangnya pelajaran agama di sekolah-sekolah. Putera Pasuruan ini pula yang memprakarsai penyelenggaraan Musabaqoh Tilawatil Qur’an tingkat Nasional, sekaligus memelopori berdirinya Perguruan Tinggi Ilmu al-Qur’an atau PTIQ.
Sabtu, 17 Juni 2006 | 10:43 WIB