Syekh Ibnu Athaillah cukup populer bagi umat Islam Indonesia, utamanya di lingkungan pesantren. Karya monumentalnya, "al-Hikam", dikaji hingga kini dan melahirkan ratusan, bahkan ribuan karya turunan. Untaian-untaian kata mutiara yang sangat menandakan kedalaman makrifat sang muallif, khususnya mereka yang tengah menempu jalan menuju Allah.
Kredibilitas Ibnu ‘Atha’illah sendiri tidak perlu diragukan. Ulama yang hidup sekitar 700 tahun lalu ini tergolong penulis yang produktif. Tidak kurang dari 20 karya lintas bidang pernah dita’lifnya, seperti tasawuf, tafsir, ushul fiqh dan lainnya. Di antaranya adalah Unwaan al-Taufiq fi Adab al-Thariq, Latha’iful Minan, dan Miftah al-Falah serta beragam kitab lain. Konon, kitab Al-Hikam adalah magnum opus dari seluruh karyanya. Beliau juga mamiliki posisi sebagai syekh ke-3 dalam tarekat Syadziliyah.
Di masanya, tidak sedikit pihak yang antipati dan melancarkan berbagai kritik terhadap ajaran sufi, salah satunya adalah Ibnu Taimiyah. Sejarah telah mencatat dialog sengit yang pernah terjadi antara dua ulama ini. Menurut Ibnu Taimiyah, ajaran tasawuf terlalu mengada-ada dan tanpa dasar, baik dari al-Quran atau pun Sunnah. Kritik-kritik ini ditanggapi dengan santun oleh Syekh Ibnu ‘Atha’illah melalui karyanya, yaitu Al-Qaul al-Mujarrad fi al-Ism al-Mufrad.
Simak video bermanfaat lainnya di saluran Youtube NU Online! Subscribe!
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
2
Cerita Rayhan, Anak 6 Tahun Juara 1 MHN Aqidatul Awam OSN Zona Jateng-DIY
3
Peran Generasi Muda NU Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045 di Tengah Konflik Global
4
Luhut Binsar Pandjaitan: NU Harus Memimpin Upaya Perdamaian Timur Tengah
5
OSN Jelang Peringatan 100 Tahun Al-Falah Ploso Digelar untuk Ingatkan Fondasi Pesantren dengan Tradisi Ngaji
6
Pengadilan Internasional Perintahkan Tangkap Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant atas Kejahatan Kemanusiaan
Terkini
Lihat Semua