Warta JELANG MUKTAMAR

50 Kiai di Jawa-Madura Dukung Gus Sholah Pimpin NU

Senin, 15 Februari 2010 | 01:07 WIB

Kediri, NU Online
Sekitar 50 orang kiai se Jawa-Madura Sepakat mendukung adik kandung Gus Dur, KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) menjadi Ketua Umum PBNU. Kesepakatan ini dicapai dalam pertemuan yang digelar di kediaman KH Idris Marzuki, pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Ahad (14/2) siang.

Pengasuh Pesantren Assayidiyah Kediri, KH Anwar Iskandar, kepada sejumlah media mengatakan, dalam forum pimpinan Pondok Pesantren se Jawa-Madura tersebut di dalamnya membicarakan tentang harapan-harapan dan usulan-usulan para kiai agar menjadi bagian yang diputuskan dari muktamar NU<> mendatang.

"Ada dua hal penting yang dibicarakan dalam forum ini. Pertama, mengenai masalah yang bersifat material dan yang kedua mengenai masalah figur. Mengenai masalah material, tadi sepakat bahwa muktamar itu harus membuat keputusan yang menjamin tentang keselamatan Ahlussunnah wal Jamaah. Jangan sampai dimasuki orang-orang yang berpaham di luar itu," ungkap Gus War, panggilan Anwar Iskandar.

Gus War menambahkan, materi kedua yang dibicarakan tentang usulan penguatan-penguatan terhadap peran ulama atau peran suriyah di dalam di setiap pengambilan keputusan.

"Yang ketiga, adalah seruan-seruan moral. Seperti, sekarang ini misalnya, sedang marak-maraknya masalah yang berhubungan dengan UU No. 1 tahun 1965, tentang UU Penodaaan Agama, maka para kiai-kiai menghendaki agar Mahkamah Konstitusi (MK) menolak ususal LSM itu untuk peninjauan kembali (PK)," tegas Gus War.

Gus War mengatakan, mengenai masalah figur, arah daripada perkumpulan para kiai-kiai itu menghendaki Gus Solah, adik almarhum KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, tanpa menafikan yang kandidat yang lain. Oleh karena itu, Gus Sholah agar direkomendasi menjadi ketua umum PBNU mendatang.

"Kalau alasan memilih Gus Sholah itu karena sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Seperti, mengetahui tentang 'njeroane' Nahdatul Ulama (NU), paham Ahlussunnah wal Jamaah, mengerti manajemen dan administrasi dan punya pondok pesantren," imbuh Gus War.

Hasil dari forum ini akan disampaikan kepada pengurus NU, yang notabene adalah para santri-santri dari sejumlah kiai tersebut. Demikian seperti dilansir situs inilah.com.

"Kiai-kiai ini sebenarnya adalah orang-orang yang tidak memiliki otoritas organisatoris. Tetapi mempunyai otoritas moral. Meski demikian, pemegang saham terbsar di NU itu adalah kiai. Jadi seruan ini tentu diberikan kepada pengurus, yang notabene adalah santrinya kiai. Seperti KH. Hasan Mutawakil, itu kan santrinya Lirboyo," terang Gus War. (min)