Warta

Arif Mudatsir Mandan Luncurkan Buku

Rabu, 25 Januari 2006 | 13:10 WIB

Jakarta, NU Online
Perjalanan DPR hasil pemilu 2004 terhitung mulai Oktober 2004 – Desember 2005 menjadi catatan tersendiri dimata Arif Mudatsir Mandan.  Catatan tersebut dikumpulkan dalam sebuah buku berjudul “Mendung di Atas Senayan” yang diluncurkan Senin malam, (24/1) di Hotel Kartika Chandra Jakarta.

Dalam sambutannya diawal acara, politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini menegaskan judul buku ini sangat mewakili terhadap kondisi yang terjadi di gedung dewan perwakilan rakyat di kawasan senayan selama 14 bulan. Sangat banyak masalah yang menyelimuti lembaga tinggi negara ini.

<>

“Maka jangan heran kalau kehadiran buku ini menjadi kritik terhadap teman, biar kita terbiasa melakukan otokritik ke dan dari dalam” tegas kader NU ini.

Ketika dihubungi NU Online di tempat Acara, Arif mengatakan  tiga alasan pentingnya menulis Buku setebal 382 halaman ini. Pertama, sebagai pertanggungjawaban publik khususnya konstituen daerah pemilihan (Dapil) Jawa tengah II yaitu meliputi Jepara, Kudus, Demak. Kedua, pentingnya mendudukkan setiap konflik politik dalam kerangka transisi politik akibat berubahnya sistem ketatanegaraan kita, dimana baik DPR maupun presiden-wapres dipilih langsung oleh rakyat. Ketiga, dengan buku ini saya mengajak publik untuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi dan memberi solusi.

Selaku pemimpin FIS (Forum Indonesia Satu) –penerbit buku ini, red-, Sholahudin Wahid, yang akrab dipanggil Gus Sholah, dalam sambutannya menyoroti sisi politik ekonomi bangsa ini yang memberi angin segar bagi modal asing untuk masuk.

“Politik ekonomi kita sudah sangat liberal, lihat saja modal asing menjadi dominan, mengatur dan memainkan perekonomian kita, seharusnya anggota DPR peka akan hal ini,” tegasnya.

Peluncuran buku ini berlangsung dengan penyerahan buku secara simbolik dari Forum Indonesia Satu (FIS) yang diwakili Gus Sholah kepada penulis. Selanjutnya penulis menyerahkan buku kepada Menteri Negara Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Sofyan Jalil, Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT), Mennegkop dan UKM Suryadarma Ali, Menpora Adyaksa Dault, Fraksi Persatuan Pembangunan (FPP) Endin AJ Soefihara, DPP PPP Zarkasi Nur dan wakil ketua DPD Laode Ida.

Acara yang di pandu oleh Rieke “Oneng” Dyah Pitaloka ini di akhiri pada pukul 21.30 WIB. Nampak hadir  dalam acara ini, Muhaimin Iskandar, Masduki Baidlawi,  Slamet Effendi Yusuf, Camelia Malik, Denada, Enceng Shobirin Najd (LP3ES), Abdul Aziz Ahmad (Ketua PBNU) dan berbagai kalangan lainnya baik dari politisi, aktivis LSM maupun pengusaha.

Untuk mengupas buku ini lebih jauh, hadir sebagai narasumber Todung Mulya Lubis dan Drajat Wibowo (F-PAN) dan dilanjutkan tanya jawab. (Alf)