Warta

Banyak Pesantren "Siluman" Ditemukan di Aceh Jaya

Rabu, 25 Januari 2006 | 09:08 WIB

Banda Aceh, NU Online
Pesantren "siluman" (tanpa wujud) dilaporkan kini banyak ditemukan masyarakat di wilayah Kabupaten Aceh Jaya yang sengaja dibuat pihak tertentu untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah.

Informasi yang diterima ANTARA di Banda Aceh, Rabu, menyebutkan pesantren tanpa santri itu terdaftar pada lembaga yang mengelola dana bantuan keagamaan yang setiap tahunnya dialokasikan Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya.

<>

Untuk tahun 2005, Pemkab Aceh Jaya mengalokasikan dana bantuan untuk pesantren yang terkena dampak tsunami masing-masing Rp30 juta, sedangkan bagi pesantren tidak terkena bencana gelombang air laut itu menerima Rp15 juta.

"Dana tersebut sudah disalurkan melalui oknum yang mengaku sebagai pimpinan pondok pesantren ’siluman’ tersebut," kata salah seorang karyawan Dinas Syariat Islam Aceh Jaya sebagai lembaga yang mengelola bantuan keagamaan di daerah itu.

Ketika ditanya tentang pesantren "siluman" itu, pegawai Dinas Syariat Islam Aceh Jaya itu tidak bersedia berkomentar karena mengaku tidak berwenang memberikan keterangan kepada pers, apalagi menyangkut dana bantuan kepada pesantren.

"Maaf, saya tidak berhak memberikan keterangan kepada pers," kata pegawai Dinas Syariat Islam Aceh Jaya yang tidak bersedia disebut identitasnya tersebut.

Sementara itu, Kepala Dinas Syariat Islam Aceh Jaya, M. Nur Djuned yang dihubungi via telepon di kantornya di Calang, sekitar 150 KM sebelah barat kota Banda Aceh tidak tersambung karena sarana komunikasi ke daerah itu masih terganggu.

Kalangan anggota DPRD Kabupaten Aceh menyebutkan, bantuan yang dialokasikan Pemkab Aceh Jaya kepada lembaga keagamaan, bukan hanya kepada pesantren tetapi juga kepada seluruh masjid di wilayah itu.

"Saya tidak ingat lagi berapa jumlah masjid dan pesantren di wilayah Aceh Jaya yang menerima bantuan, namun nilainya bervariasi, antara yang terkena dampak tsunami dan tidak terkena bencana gelombang air laut itu," kata seorang anggota DPRD Aceh Jaya. (ant/mkf)