Usulan Indonesia pada Badan PBB untuk Kebudayaan (Unesco) agar batik menjadi warisan budaya dunia sebagai wujud dari upaya pemerintah mendorong pelestarian terhadap salah satu peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia.
Demikian dikatakan Kepala Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, Marsis Sutopo, sebelum menjadi pembicara dalam pertemuan Bakohumas (Badan Koordinasi Kehumasan) Kabupaten Magelang tentang Sosialisasi Batik sebagai Warisan Dunia, di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (10/12) kemarin.<>
Ia mengatakan, usulan melalui Departemen Kebudayaan dan Pariwisata itu hingga sekarang masih dalam tahap penyusunan naskah akademis tentang batik Indonesia.
Batik sebagai warisan dari nenek moyang Bangsa Indonesia, katanya, memiliki multifungsi dalam kehidupan masyarakat antara lain sebagai bahan pakaian, sarana "pasok tukon" (mahar) dalam tradisi perkawinan, untuk upacara adat, dan menunjukkan status sosial seseorang.
Ia menyebut batik sebagai produk kreativitas budaya bangsa Indonesia yang bernilai luhur. Jika Unesco menyetujui usulan Indonesia atas batik Indonesia sebagai warisan dunia, katanya, tentu akan menjadi kebanggaan Indonesia dan masyarakat dunia.
Ia menyebut motif batik juga dijumpai sebagai hasil kebudayaan bangsa lain seperti Mesir, Iran, Cina, Thailand, dan Malaysia.
"Batik bukan monopoli Indonesia. Mereka juga memiliki tradisi batik, tetapi tentu berbeda satu sama lain, berbeda juga dengan tradisi batik Indonesia. Batik Indonesia terlihat lengkap dan multifungsi," katanya.
Ia menambahkan, motif mirip batik juga dijumpai dalam relief di Candi Borobudur yang dibangun sekitar abad ke-8 masa Dinasti Syailendra. "Yaitu motif sulur-suluran yang sebenarnya motif tumbuhan menjalar sebagai hiasan relief, juga ada motif bunga, kain rumbai-rumbai, itu banyak dijumpai dalam relief Borobudur," katanya.
Beberapa sumber, ujarnya, menyebutkan bahwa batik Indonesia berkembang pada zaman Kerajaan Majapahit sehingga daerah seperti Trowulan dan Mojokerto di Jawa Timur dikenal sebagai pusat batik.
Pada zaman Kerajaan Mataram Islam, imbuhnya, juga berkembang budaya batik sebagai produk kreatif para puteri keraton. "Batik Indonesia perlu terus dilestarikan, sejak zaman dahulu dibuat untuk pemaknaan kehidupan," kata Sutopo. (ant/man)
Terpopuler
1
Sosiolog Sebut Sikap Pamer dan Gaya Hidup Penyebab Maraknya Judi Online
2
Menkomdigi Laporkan 80 Ribu Anak Usia di Bawah 10 Tahun Terpapar Judi Online
3
Komisi III DPR Singgung Judi Online Masuk Kategori Kejahatan Luar Biasa
4
Kabar Duka: KH Munsif Nachrowi Pendiri PMII Wafat
5
Besok Sunnah Puasa Ayyamul Bidh Jumadal Ula 1446 H, Berikut Niat dan Keutamaannya
6
Khutbah Jumat: Mari Selamatkan Diri dan Keluarga dari Bahaya Judi Online
Terkini
Lihat Semua