Warta

Bentengi Paham Terorisme dengan Belajar Agama

Rabu, 5 Oktober 2011 | 09:14 WIB

Mandailing Natal, NU Online
Menteri Agama Suryadharma Ali meminta masyarakat untuk giat belajar agama agar dapat membentengi diri dari ajaran agama sesat yang menyebarluaskan kekerasan, terorisme dan pembunuhan.

"Giatkan belajar agama agar tidak bisa disusupi paham keagamaan yang sesat dan menyimpang," katanya pada peletakan batu pertama Masjid Raya Tabuyung Al-Musannif dan Serah Terima SMK kepada Pemkab Mandailing Natal di Desa Tabuyung Kecamatan Muara Batang Gadis di Sumatera Utara, baru-baru ini. 

<>Ia meminta masyarakat tidak terpancing oleh provokasi yang dilakukan oleh kelompok ini dan pengeboman di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) di Solo merupakan perilaku biadab dan tidak berperikemanusiaan.


"Tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan dan pembunuhan. Itu sudah pasti provokator dan menyimpang dari ajaran agama. Mereka ingin masyarakat tidak rukun dan gontok-gontokan," kata Menteri Agama.

 

Kementerian Agama, ujarnya, sudah berupaya melakukan berbagai kegiatan deradikalisasi melalui majelis taklim, pesantren-pesantren dan madrasah-madrasah.

 

"Kami ingin lebih masuk ke intinya, ke kelompok radikal yang sifat organisasinya tidak jelas, pimpinan tak jelas dan berpindah-pindah. Misalnya, mereka yang sudah ada di penjara," katanya.


Di penjara, ujarnya, ada program Kemenag untuk meluruskan para teroris ke ajaran Islam sebenarnya, namun pelurusan hanya berhasil di kalangan pengikutnya, sedangkan tokohnya sulit diluruskan. "Tapi kita jangan putus asa," katanya.


Ia menegaskan, yang diajarkan agama Islam adalah menyebarluaskan kebaikan, memberi, menolong, melayani masyarakat, hingga bersedekah seperti yang dilakukan Yayasan Haji Anif.


"Masjid Raya Tabuyung Al Musannif yang nilai pembangunannya mencapai Rp8 miliar, lalu pembangunan SMK di Desa Tabuyung dan Klinik Pengobatan Haji Anih di Desa Singkuwang, Kecamatan Muara Batang Gadis Kabupaten Mandailing Natal, merupakan sumbangan dari Yayasan Haji Anif," katanya.  


 

Redaktur  : Syaifullah Amin

Sumber    : Antara