Warta

Dicari Kader Muda NU yang Mandiri

Kamis, 20 April 2006 | 07:09 WIB

Lamongan, NU Online

Nahdlatul Ulama (NU) pada awal berdirinya adalah organisasi sosial, pendidikan, dan keagamaan yang mandiri. Motto Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU, salah satu lembaga di bawah naungan organisasi NU, yang berbunyi “ihlas beramal” bisa dikatakan mewakili NU secara keseluruhan. Namun, bagaimana jika kemandirian itu akhir-akhir ini mulai mengendor?

<>

Demikian, antara lain materi yang diangkat dalam program Kaderisasi Muda Inti NU di Kabupaten Lamongan. Program kaderisasi ini dibuka oleh Ketua Tanfidziyah NU Kabupaten Lamongan, KH Farhan SAA pada Selasa (18/4) lalu, bertempat di Pesantren Keranji yang diasuh oleh Rais Syuriah NU Kabupaten Lamongan KH Baqir Adelan. Karerisasi akan diadakan selama tiga bulan ke depan, dan bergilir ke seluruh Majelis Wakil Cabang (MWC) NU.

Selain mengoreksi kemandirian NU dan organisasi-organisasi di bawah naungan NU atau secara kultural mempunyai hubungan dengan NU, program kaderisasi juga menyoroti kegiatan-kegiatan NU yang akhir-akhir ini terpancing oleh isu-isu nasional dan internasional yang digulirkan oleh media. Kaderisasi bermaksud akan memompa semangat anak-anak muda NU untuk kembali berkonsentrasi pada kegiatan-kegiatan lokal, terutama di desa-desa.

Program kaderisasi ini dibantu oleh beberapa kader NU yang ada di Lembaga Studi Agama dan Demokrasi (eLSAD) Surabaya yang kini berpindah “padepokan” ke Kediri. Anak-anak Muda NU diperkenankan menjadi peserta harus berusia 18 sampai 25 tahun dan belum menikah.

“Kalau sudah tua apalagi sudah kawin pikirannya sudah macem-macem,” kata Direktur eLSAD, Mauludin Al-Maula yang ditunjuk sebagai instruktur utama. Para kader muda ini, kata Mauluddin, pertama akan diberi materi materi dasar tentang ke-NU-an. Dua hal pokok yang terkait dengan itu adalah tentang Idealitas dan realitas NU.

“ Idealitas NU terkait dengan pembacaan ulang sejarah NU mulai dari Komite Hejaz, NU di tahun 1955 sampai pada masa Gus Dur, dan Pak hasyim. Juga terkait dengan dengan cita-cita NU untuk mempertahankan Islam tradisional dan keutuhan Negara. Juga menegaskan keberpihakan NU kepada kaum buruh, petani, nelayan dan kelompok-kelompok yang terpinggirkan,” kata Maulidin.

Materi ke-NU-an yang terkait dengan realitas NU, lanjut Mauludin, mengajak para peserta kederisasi untuk menyoal apakah NU dalam perjalanannya telah mengikuti jalur idealitas yang telah dirumuskan di awal pendiriaannnya.

Tahap selanjutnya, sebagaimana dalam TOR yang ada, para peserta kaderisasi akan digembleng dengan materi penelitian dan analisis masalah. Puncaknya, para peserta diterjunkan untuk meneliti dan menganalisis problem yang ada di seputaran Kabupaten Lamongan dan bagaimana posisi NU sendiri.

Ketua PBNU KH. Hasyim Muzadi dan Ketua Pengurus Wilayah (PW) NU Jawa Timur KH. Ali Maschan Moesa dijadwalkan hadir dalam acara inti kaderisasi nanti, yakni launching penelitian yang dilakukan secara mandiri oleh para kader. Beberapa kiai sepuh NU berharap program kaderisasi semacam ini diikuti oleh cabang-cabang NU seluruh Indonesia. (nam)