Jakarta, NU Online
Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor Nusron Wahid menyayangkan pembatalan penayangan film Hanung Bramantyo.
"Indonesia itu negara hukum. Harusnya aparat keamanan memberikan jaminan dan perlindungan keamanan kepada pihak manapun warga negara Indonesia, termasuk SCTV, untuk bekerja sesuai dengan koridor hukum," kata Nusron tadi malam (28/8).
<>“Kalau polisi menjamin keamanan, pasti SCTV tidak ketakutan dan membatalkan penayangan. Ini tanda-tanda polisi malas. Bisa bahaya negeri ini,” tegasnya.
Nusron menjelaskan, kondisi ini pertanda kegagalan negara dalam menjamin keamanan dan memberikan perlindungan bagi warga negara, dan gampang ditekan kelompok2 tertentu. Ini menjadi pertanyaan besar bagi masyarakat.
“FPI mengklaim alasannya ada fatwa MUI. Sementara KH Ma'ruf Amin dari MUI menyatakan belum mengeluarkan fatwa. Kalau toh ada fatwa MUI pun, tidak boleh ada pihak manapun kecuali instrumen negara yg bisa membatalkan atau meminta agar film '?' ditunda penayangannya,” lanjutnya.
“Hari ini filmnya Hanung, bisa siapa lagi kita tidak tahu. Aparat hukum dan keamanan menyatakan seakan-akan biasa. Dulu di Tasikmalaya minta dihentikan. Polisi juga diam dan cenderung mengabaikan. Dimana letaknya aparatur negara ini?”
Film "?" (baca tanda tanya) berkisah tentang aktivis Banser yang tewas kena bom ketik menjaga perayaan hari Natal serta menggambar kondisi kebhinekaan bangsa Indonesia dengan mu'amalah antara orang Jawa yang Islam dan orang Tionghoa yang Konghucu.
Sutradara film "?" Hanung Bramantyo yang ikut pertemuan dengan Nusron Wahid semalam menyampaikan, film “?” sudah lolos Lembaga Sensor Film. Komisi Penyiaran Indonesia juga mendukung penyiaran film tersebut.
"Tak ada alasan hukum bagi SCTV untuk batal tayang film itu," tegas Hanung yang juga aktivis lembaga kebudayaan Muhammadiyah.
Sangat disayangkan, SCTV takut pada gertakan Front Pembela Islam. Corporate secretary SCTV Hardijanto Soeroso memutuskan batal ditayangkan film tersebut dalam pertemuan dengan delegasi FPI selama 20 menit, Sabtu (27/8). Menurut informasi lain, film "?" akan ditanyangkan SCTV hari Ahad, 4 September 2011.
Ormas besar dan berpengaruh di Indonesia, NU dan Muhammadiyah, tak bersuara. Tampaknya mereka tidak mempermasalahkan film ini, lebih-lebih organisasi kepemudaan di lingkungan NU Gerakan Pemuda Ansor mendukung penuh film ini.
"Saya punya catatan kritis untuk film '?', tapi secara umum bagus. Ini pendidikan untuk kita semua," kata Nusron.
Penulis: Hamzah Sahal
Terpopuler
1
Menag Nasaruddin Umar akan Wajibkan Pramuka di Madrasah dan Pesantren
2
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
3
Pilkada Serentak 2024: Dinamika Polarisasi dan Tantangan Memilih Pemimpin Lokal
4
Perbedaan Tradisi Pengamalan Dalailul Khairat di Indonesia dan Maroko
5
Menag Bertemu Mendikdasmen, Bahas Percepatan Pendidikan Profesi Guru
6
Sidang Paripurna DPR Sahkan 41 Prolegnas Prioritas 2025: Ada RUU Penyiaran dan PPRT
Terkini
Lihat Semua