Jakarta, NU Online
KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai pemimpin bangsa mengkombinasikan 3 hal sekaligus yaitu muslim sejati, seorang nasionalis sejati dan humanis yang sangat menginginkan Indonesia keluar dari keterpurukan.
Demikian pendapat disampaikan tokoh Katolik Frans Magnis Suseno dalam acara "Setahun Gus Dur kita : mewarisi kearifan Gus Dur" di Jakarta Kamis (30/12) malam.
<>"Ia memposisikan kaum minoritas bukan sebagai underdog. Hal itulah yang disambut oleh senang oleh minoritas," kata Frans.
Dia mengemukakan upaya mengenang Gus Dur menjadi sebuah upaya untuk secara terus menerus berdialog dengan pemikiran-pemikirannya. "Dan memetik kearifan dari sana," kata Frans.
Seniman Butet Kertarajasa di sela pentas monolognya mengatakan bahwa sosok Gus Dur merupakan pemimpin yang pluralis dan humoris.
"Kita menziarahi kearifan-kearifan yang ditinggalkan Gus Dur. Sekarang kita dihadapkan mengenai bagaimana kita memaknai warisan-warisan Gus Dur," katanya.
Acara itu juga dimeriahkan dengan hadirnya "wisata kuliner" yang menyajikan makanan-makanan favorit Gus Dur.
Terdapat juga pameran foto mengenai sosok gus dur dari berbagai sumber serta patung replika Gus Dur yang menyerupai patung Buddha berwarna kuning emas. Karya Dolorosa Sinaga berbahan fiberglass itu diberi nama "Wali Tertawa". (ant/nam)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Isra Mi’raj, Momen yang Tepat Mengenalkan Shalat Kepada Anak
2
Khutbah Jumat: Kejujuran, Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat
3
Khutbah Jumat: Rasulullah sebagai Teladan dalam Pendidikan
4
Khutbah Jumat: Pentingnya Berpikir Logis dalam Islam
5
Khutbah Jumat: Peringatan Al-Qur'an, Cemas Jika Tidak Wujudkan Generasi Emas
6
Gus Baha Akan Hadiri Peringatan Isra Miraj di Masjid Istiqlal Jakarta pada 27 Januari 2025
Terkini
Lihat Semua