Warta KH IDHAM CHALID WAFAT

Gus Mus: Idham Chalid Bapak Politik NU

Senin, 12 Juli 2010 | 12:28 WIB

Rembang, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang, KH Ahmad Mustofa Bisri  yang akrab disapa Gus Mus menilai mendiang KH Idham Chalid sebagai "Bapak  Politik" Nahdlatul Ulama (NU).

"Pemikiran-pemikiran politiknya sangat berpengaruh dan mengena di kalangan warga  Nahdliyin. apalagi beliau memang sangat lama berkecimpung di dunia politik,"  katanya, Ahad kemarin.<>

Menurut Wakil Rais Aam PBNU ini, KH Idham Chalid berperan besar dalam melahirkan  kader-kader NU di perpolitikan saat ini dan para tokoh NU yang saat ini berkarir  di jalur politik pasti mengakuinya.

"Beliau memiliki pemikiran bahwa khidmat perjuangan  Indonesia dan agama paling efektif dicapai melalui jalan politik, dan jalan  politik itulah yang dipilihnya untuk berjuang," katanya.

Hal itu pulalah yang kemudian menginspirasi banyak kader NU agar terjun ke dunia  politik terlebih lagi KH Idham Chalid adalah tokoh berpengaruh yang pernah memegang tampuk kepemimpinan NU,” ujarnya.

"Kalau belakangan ini ada semacam cemoohan atau anggapan sinis bahwa orang-orang  NU punya syahwat yang besar dalam politik, itu tidak bisa disalahkan karena  pemikiran beliau memang menginspirasi," tandasnya.

Bahkan, menurut Gus Mus, KH Idham Chalid adalah pemegang tampuk kepemimpinan  NU dalam waktu yang sangat lama sehingga pemikirannya sangat memengaruhi  kalangan warga nahdliyin hingga ke lapisan paling bawah.

Karena kemampuan politik KH Idham Chalid itu pula, muncul kesan sampai saat  ini bahwa orang-orang tanfidziyah lebih menonjol dibanding orang-orang di  jajaran syuriah NU,” imbuhnya.

Kesan itu muncul sejak kepemimpinan KH Idham Chalid sebagai Ketua Umum  Pengurus Besar NU (PBNU). Kesan tersebut semakin mengental sejak KH  Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memimpin organisasi Islam terbesar di Tanah Air itu.

"Beliau memang berkecimpung di perpolitikan, namun tidak lupa dengan  ke-NU-annya. Karena itu, langkah politiknya selalu sejalan dan tidak pernah  bertentangan dengan apa yang dicita-citakan NU," terangnya.

Sebagai buktinya, kata dia, Idham Chalid menjadi Ketua Umum PBNU termuda  dan terlama yang secara tidak langsung membuktikan kepercayaan warga NU terhadap  kiai kelahiran Setui, 27 Agustus 1922 itu.

Gus Mus bahkan sempat berkelakar bahwa mantan Presiden Soeharto mungkin berguru  mengaji dengan Idham Chalid sehingga dia sanggup mempertahankan  kekuasaannya dengan sangat lama.

"Lamanya Pak Harto menjadi presiden kan hampir sama dengan lamanya Pak Idham  menjadi Ketua Umum PBNU. Jangan-jangan Pak Harto dulu 'ngajinya' sama Pak  Idham," kata budayawan itu berkelakar.

Gus Mus mengaku sangat meneladani sosok Idham Chalid, terutama kemampuannya  menjaga akhlak dan amaliyah selama bergelut di dunia politik. Hal itulah yang  kini tidak banyak dimiliki kader-kader NU yang terjun di politik saat ini.(ant/adb)