Hasil ICIS III akan Jadi Rekomendasi Rekonsiliasi Konflik di Dunia Islam
Jumat, 25 Juli 2008 | 09:10 WIB
Seluruh hasil kesepakatan forum International Conference of Islamic Scholars (ICIS) III di Hotel Borobudur, Jakarta pada 29 Juli hingga 1 Agustus mendatang akan menjadi rekomendasi upaya rekonsiliasi konflik di sejumlah negara Islam.
Karenanya, dalam forum para ulama dan cendekiawan muslim se-dunia bentukan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu, akan diupayakan penyamaan pandangan di antara umat Islam di dunia tentang konflik itu sendiri.<>
Demikian diungkapkan Ketua Umum PBNU yang juga Sekretaris Jenderal ICIS KH Hasyim Muzadi didampingi Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda kepada wartawan di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Jumat (25/7).
Hasyim menjelaskan, rekomendasi yang dimaksud dapat digunakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), lembaga-lembaga dunia lainnya atau pihak-pihak di sejumlah negara Islam yang sedang berkonflik.
Menurutnya, rekomendasi itu diperlukan karena selama ini belum ada kesamaan persepsi di kalangan umat Islam di dunia tentang konflik yang terjadi. Selain itu, pandangan orang non-muslim sendiri terhadap Islam juga berbeda-beda. Hal itulah yang menjadi salah satu sebab bahwa beberapa konflik di negara Islam belum terselesaikan.
“Selama ini, persamaan persepsi itu belum ada, baik di antara umat Islam sendiri atau orang non-Islam terhadap Islam. Maka, salah satunya muncul penilaian bahwa yang ‘menyerang’ itu disebut teroris dan yang ‘diserang’ kemudian melawan disebut ekstrimis,” terang Hasyim.
Hal senada diungkapkan Hassan Wirajuda. Menurutnya, ICIS yang digelar untuk ketiga kalinya itu juga berfungsi sebagai bagian dari jalur diplomasi informal bagi pemerintah Indonesia untuk turut menciptakan perdamaian dunia.
Pasalnya, menurut Hassan, pemerintah tak bisa hanya mengandalkan jalur diplomasi formal. Seluruh komponen bangsa, dalam hal ini organisasi kemasyarakatan Islam seperti NU dan Muhammadiyah, juga harus dilibatkan.
“Ini (ICIS) bisa menjadi second track diplomacy (diplomasi melalui jalur non-pemerintah). Tidak bisa kita hanya mengandalkan first track diplomacy (diplomasi melalui jalur pemerintah,” terang Hassan.
Sebagai forum forum dunia bentukan NU, ujarnya, ICIS dapat juga mewakili kelompok Islam moderat yang saat ini diperlukan di dunia Islam. Karena itu, ia berharap ICIS dapat diselenggarakan secara berkelanjutan. (rif)
Terpopuler
1
Meninggal Karena Kecelakaan Lalu Lintas, Apakah Syahid?
2
Menag Nasaruddin Umar akan Wajibkan Pramuka di Madrasah dan Pesantren
3
Hukum Quranic Song: Menggabungkan Musik dengan Ayat Al-Quran
4
Surat Al-‘Ashr: Jalan Menuju Kesuksesan Dunia dan Akhirat
5
Haul Ke-15 Gus Dur di Yogyakarta Jadi Momen Refleksi Kebijaksanaan dan Warisan Pemikiran untuk Bangsa
6
Mariam Ait Ahmed: Ulama Perempuan Pionir Dialog Antarbudaya
Terkini
Lihat Semua