Warta

Hasyim Muzadi Temui Raja Yordan Sosialisasikan ICIS II

Senin, 5 Juni 2006 | 08:36 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terus melakukan sosialisasi berkaitan dengan akan digelarnya International Conference of Islamic Scholar (ICIS) II pada 20-22 Juni mendatang di Hotel Borobudur, Jakarta. Setelah beberapa waktu lalu berkunjung ke Iran, kali ini, rombongan PBNU berkunjung ke Yordania untuk melakukan pertemuan dengan raja Abdullah.

Rombongan PBNU yang terdiri dari Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi Ketua PBNU, Rozy Munir dan Wakil Sekjen PBNU, Ikbal Sulam itu bertolak dari Jakarta ke negara bekas jajahan Inggris itu pada 2 Juni lalu dan akan kembali ke Jakarta pada 7 Juni mendatang.

<>

Wakil Sekjen PBNU, Syaiful Bahri Anshori mengatakan, kedatangan rombongan PBNU ke Yordania adalah meminta kesediaan Raja Abdullah untuk menjadi keynote speaker dalam ICIS II. Selain itu, rombongan PBNU juga akan menemui sejumlah ulama dan cendekiawan Yordania yang mendapat undangan untuk menjadi peserta dalam pertemuan internasional itu.

“Selain ketemu Raja (Abdullah), rombongan PBNU juga akan bertemu para ulama di sana, terutama mereka yang mendapat undangan sebagai peserta,” kata Syaiful kepada NU Online di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Senin (5/6)

Menurutnya, keberadaan Raja Abdullah pada ICIS II sangat penting, karena ia memang digadang-gadang menjadi wakil dari negara-negara di Timur Tengah. Sejauh ini, panitia ICIS II telah menentukan empat keynote speaker. Raja Abdullah dan tiga tokoh lainnya telah dipastikan hadir sebagai keynote speaker, yaitu, Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi, Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Javier Solana dan wakil dari Vatikan.

“Keynote speaker ICIS II ada empat. Raja Abdullah kita harapkan menjadi wakil dari Timur Tengah, Vatikan sebagai wakil dari tokoh Agama, Uni Eropa sebagai wakil dari Eropa dan Abdullah Ahmad Badawi sebagai wakil dari Asia,” ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, ICIS II akan dihadiri oleh para ulama dan cendekiawan perwakilan dari 57 negara di dunia. Para peserta kegiatan bertajuk ”Upholding Islam as Rahmatan Lil Alamin Toward Global Justice and Peace” itu berasal dari negara Islam atau negara non-Islam yang mempunyai kebijakan kajian ke-Islaman. (amh)