ICIS Siapkan Rekomendasi, Lakukan Pemetaan Akar Konflik
Kamis, 31 Juli 2008 | 09:35 WIB
Konferensi para ulama dan cendikiawan Muslim se-Dunia atau International Conference of Islamic Scholars (ICIS) sedang melakukan pemetaan (mapping) mengenai akar konflik yang terjadi di negara-negara Islam guna membuat rumusan atau rekomendasi untuk dijadikan solusi terhadap konflik tersebut.
Â
"Sedang dilakukan mapping, saya berharap segera bisa ditentukan solusinya," ujar Sekjen ICIS KH Hasyim Muzadi di sela-sela ICIS III, di Jakarta, Kamis (31/7).<>
Â
Hasyim mengatakan, dari pertemuan dan pembicaraan intensif di antara peserta konferensi, ditemukan banyak akar masalah yang melahirkan konflik.
Â
"Baik yang tumbuh dari agama, budaya setempat, maupun agresi-agresi," ungkapnya.
Â
Hasyim berharap, segera setelah dipetakan dan ditemukan solusinya, solusi atas akaakar konflik itu akan diplenokan pada hari ini . Selanjutnya akan disahkan dan menjadi rekomendasi bagi negara yang berkonflik.
Â
"Saya sarankan juga untuk dikonsultasikan dengan pemerintah negaranya," ujarnya.
Â
Hasyim mengatakan, yang terpenting dalam ICIS kali ini para peserta mendapatkan persamaan visi. Sehingga memandang masalah dari segi objektivitas, bukan dalam segi kepentingan dan keterlibatan.
Â
Selain itu, para peserta juga dibekali pengetahuan untuk mengantisipasi penyebab konflik seperti agresi oleh negara lain, baik agresi secara keras maupun agresi secara lembut.
"Agar dunia Islam mengenali dengan baik, sehingga bisa menangani agresi itu," tandasnya.
Â
Di tempat yang sama, ulama Australia Gary Bouma mengatakan, saat ini Islamophobia atau ketakutan terhadap Islam di negaranya cukup tinggi. Hal itu karena dampak pemikiran anti-Islam yang dibangun masyarakat barat berpengaruh pada negara kanguru itu.
Â
"Memori kaum barat tentang perang salib (crusade) yang menyebabkan munculnya Islamophobia," jelasnya.
Â
Padahal sebenanrnya Australia adalah negara majemuk dengan banyak agama dan kultur yang hidup di sana. Karena itu, Gary mengatakan, pihaknya akan terus berusaha mengenalkan nilai dan ajaran Islam yang baik pada mereka agar mengakhiri kesalahpahaman dan konflik.
Â
"Kami jelaskan bahwa Islamophobia tidak masuk akal. Harus ada upaya mengenalkan Islam pada masyarakat dengan cara dialog yang baik," jelasnya. (dyn/dar)
Terpopuler
1
Meninggal Karena Kecelakaan Lalu Lintas, Apakah Syahid?
2
Menag Nasaruddin Umar akan Wajibkan Pramuka di Madrasah dan Pesantren
3
Hukum Quranic Song: Menggabungkan Musik dengan Ayat Al-Quran
4
Surat Al-‘Ashr: Jalan Menuju Kesuksesan Dunia dan Akhirat
5
Haul Ke-15 Gus Dur di Yogyakarta Jadi Momen Refleksi Kebijaksanaan dan Warisan Pemikiran untuk Bangsa
6
Mariam Ait Ahmed: Ulama Perempuan Pionir Dialog Antarbudaya
Terkini
Lihat Semua