Warta MUKTAMAR XI JATMAN

Indonesia Menunggu Orang Saleh yang Muslih

Kamis, 12 Januari 2012 | 11:35 WIB

Malang, NU Online
Di era globalisasi saat ini, dimana kran demokrasi dan kebebasan berpendapat dibuka sebesar-besarnya, justru menjadikan bangsa Indonesia terjebak dalam krisis identitas. Alih-alih hendak menyebarkan nilai-nilai keindonesiaan kepada dunia, justru pengaruh dari luar (westernisasi, sekulerisme dsb) semakin membanjiri dan menggerus benteng budaya dan karakter bangsa.

Hal tersebut disampaikan oleh mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi di sesi acara ceramah dan dialog Muktamar XI Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al Mu’tabarah An Nahdiyyah (Jatman) Kamis pagi (12/1) di aula ponpes Al Munawwariyah Bululawang Malang.
<>
Dalam ceramahnya, Hasyim menekankan tentang posisi NU, dan khususnya para Ahlith Thariqah dalam membentengi gempuran pengaruh dari luar tersebut. Thariqah yang banyak mengajarkan akhlaq (karakter) diharapkan dapat menyebarkan nilai-nilai ajarannya sehingga krisis pendidikan karakter dalam bangsa ini dapat terpecahkan.

“Indonesia bukan hanya kesulitan dalam bidang politik, ekonomi, budaya dan sebagainya. Tetapi juga kesulitan (krisis) karakter dan akhlaq yang diajarkan Rasul Saw,” paparnya kepada peserta muktamar.

Untuk itulah, dalam kondisi krisis karakter sepert ini, peran orang thariqah dibutuhkan. Ditambahkan oleh pengasuh Ponpes Al-Hikam Malang ini, bagaimana agar melalui thariqah  membentuk kepribadian yang saleh sekaligus juga muslih (bias memberikan kebaikan kepada orang lain). Beliau memberikan contoh bagaimana metode dakwah Walisongo.

“Para Walisongo, ketika (awal) berdakwah tidak menanya apa agamanya, tetapi apa kebutuhannya (warga). Kalau lama tidak hujan, dibantu dengan doa minta turun hujan, dan sebagainya.”

Ia juga menyinggung, tentang kasus kekerasan yang terjadi di Kab. Sampang baru-baru ini. Menurutnya itu merupakan bentuk dakwah model ‘menakut-nakuti’, yang jauh dari dakwah Islam yang santun.



Redaktur: Mukafi Niam
Penulis    : Aji Najmuddin