Warta

Iran Upayakan Bantuan Suriah Lawan AS

Senin, 8 Agustus 2005 | 03:07 WIB

Teheran, NU Online
Presiden baru Iran Mahmoud Ahmadinejad hari Minggu menyerukan kerja sama yang lebih erat dengan Suriah dalam menghadapi tekanan dari AS terhadap kedua negara itu.
      
"Keberadaan ancaman-ancaman bersama itu membutuhkan kerja sama lebih erat antara Teheran dan Damaskus," kata Kantor Berita Iran IRNA mengutip Ahmadinejad pada jumpa pers dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
      
Assad tiba di Iran, Minggu, dan menjadi tamu asing pertama yang mengunjungi presiden baru Republik Islam itu, tokoh garis keras yang dilantik sebagai presiden Sabtu setelah kemenangan mengejutkan dalam pemilihan umum presiden Iran pada Juni lalu. "Tidak ada batasan bagi kerja sama Iran dan Suriah... Peningkatan hubungan itu bisa melindungi kawasan Timur Tengah dari kemungkinan agresi," kata Ahmadinejad.
      
Baik Teheran maupum Damaskus -- sekutu dalam perang Iran-Irak 1980-1988 -- menghadapi tuduhan-tuduhan AS bahwa mereka tidak melakukan upaya serius untuk mencegah gerilyawan memasuki Irak. Kedua negara itu membantah tuduhan tersebut.
      
Washington juga menuduh Iran berusaha memperoleh senjata nuklir, sementara Teheran mengatakan bahwa mereka ingin mengembangkan keahlian nuklirnya semata-mata untuk menghasilkan listrik. Ahmadinejad berjanji Sabtu bahwa Iran tidak akan terintimidasi oleh ancaman-ancaman Barat.

Diketahui sejak Ahmadinejad memegang tampuk pimpinan sebagai presiden Iran saat negara itu semakin dekat dengan kemungkinan dijatuhkannya sanksi Dewan Keamanan PBB perihal program nuklirnya, yang menurut Washington merupakan tabir untuk membuat bom atom. Namun Teheran bersikeras bahwa ambisi nuklirnya adalah dimaksudkan untuk tujuan damai.

<>

Untuk mengatasi kebuntuan atas masalah ini, para diplomat Uni Eropa telah berupaya agar Iran menghentikan aktivitas nuklirnya dengan imbalan pemberian insentif ekonomi. Namun Iran menyatakan kompromi semacam itu tidak dapat diterima dan negara itu akan memulai kembali sebagian dari proses daur ulang bahan bakar nuklir, satu tindakan yang mengancam akan mengakhiri usaha penengahan EU.

Jika tekanan internasional yang meningkat mengenai program nuklir Iran ini belum cukup untuk menggoyahkan kepemimpinannya, Ahmadinejed juga tengah menghadapi banyak tuduhan mengenai kehidupan masa lalunya.

Menurut Amerika Serikat, ia adalah seorang pemimpin dalam pergerakan mahasiswa dan memainkan peran penting di balik penyerangan terhadap Kedutaan Besar AS di Teheran tidak lama setelah revolusi Iran itu dan berusaha menyelidiki apakah ia menyandera dirinya sendiri. Namun Ahmadinejad dan mereka yang terlibat segera membantah tuduhan itu.

Para penyelidik Austria sedang memeriksa apakah ia juga pernah terlibat atau tidak dalam pembunuhan para pembangkang Kurdi di Wina tahun 1989. Dan sekali lagi, para pembantunya juga membantah tuduhan tersebut.

Ahmadinejad diperkirakan juga bakal menghadapi tantangan besar di bidang ekonomi di Iran tempat pertumbuhan ekonomi merosot dan ladang-ladang minyak yang menjadi sumber hidup di negara itu, menurun kapasitasnya.

John Bolton, dalam pidato pertamanya sebagai duta besar AS di PBB, mendesak Suriah dan Iran pekan lalu untuk berbuat lebih banyak dalam mencegah gerilyawan, senjata dan dana memasuki Irak. Teheran dan Damaskus, keduanya dalam daftar negara sponsor terorisme yang dikeluarkan AS, berulang kali menyatakan bahwa mereka melakukan segala sesuatu untuk mengawasi perbatasan mereka dengan Irak.
      
Iran dan Suriah juga merupakan pendukung kuat Hizbullah Lebanon, yang para pemimpinnya mengunjungi Iran pada bulan ini untuk mengucapkan selamat kepada Ahmadinejad atas kemenangannya dalam pemilihan presiden Iran. (Atr/Irna/cih)