Warta

Jimmy Carter Sarankan Obama Utamakan Perdamaian Timur Tengah

Ahad, 14 Desember 2008 | 04:21 WIB

Beirut, NU Online
Mantan presiden Amerika Serikat (AS) Jimmy Carter menyarankan agar Barack Obama secepatnya melanjutkan agenda perdamaian di Timur Tengah (Timteng) di awal masa pemerintahannya.

Pria yang menjabat presiden AS pada 1977 hingga 1981 itu mengatakan, Obama telah berbicara dengannya dan dia berjanji akan merealisasikan perdamaian Timteng sesegera mungkin.<>

"AS sejak 8 tahun terakhir sudah menjadi bagian penting dalam perundingan damai Timteng. Keinginan saya, akan ada perubahan menyeluruh di wilayan ini (Timteng)," kata Carter saat menyampaikan pidato di American University Beirut, Lebanon, seperti dikutip Reuters, Sabtu (13/12).

Pemenang hadiah Nobel Perdamaian 2002 itu juga menyampaikan kritikannya terhadap kebijakan pemerintahan George W. Bush yang dianggap mengabaikan perdamaian Palestina-Israel, sehingga upaya perundingan baru dimulai lagi pada November 2007.

Menurut pria yang pernah berperan dalam perundingan damai Arab-Israel 1979 ini, terpilihnya Obama merupakan harapan baru bagi terwujudnya perdamaian di Timteng. Obama memiliki pandangan berbeda dengan Bush dalam menghadapi permasalahan Timteng di mana Bush kerap menunjukkan sikap pro-Israel. Obama sendiri mendapat banyak dukungan dari kalangan masyarakat Arab.

Meski Carter memandang sosok Rahm Emmanuel Kepala Staf Gedung Putih, dan Hillary Clinton Menteri Luar Negeri pilihan Obama, namun harapan masih ada pada James Jones, Penasihat Keamanan Nasional Obama. Emmanuel dan Hillary diangap Carter sebagai orang yang pro-Israel. Hillary sendiri dikenal dekat dengan American Israel Public Affairs Committee. Sebuah kelompok lobi yang pro-Israel.

Menurut para diplomat AS, Jones memiliki pandangan yang kritis terhadap kebijakan Israel. Ini dapat dilihat dari laporan rahasia yang dibuatnya tahun ini. "Jones juga sosok yang sangat familiar dengan Timteng," kata Carter.

Carter pernah membuat langkah kontroversi awal tahun ini, yaitu mengadakan pertemuan dengan beberapa pejabat Hamas. Hamas sendiri merupakan salah satu faksi di Palestina yang mendapat lebel teroris dari AS dan Uni Eropa. (dar)