Surabaya, NU Online
Puasa Ramadhan di tengah suhu udara yang kian panas ini tidak perlu ditakutkan. Sebab kalau bisa mengelola dengan baik malah akan semakin baik bagi kesehatan. “Tidak ada yang perlu ditakutkan. Paling-paling yang perlu dilakukan adalah adaptasi saja dengan keadaan,” kata dr H Muhammad Thohir, SpKJ, salah seorang Wakil Ketua PWNU Jawa Timur.
Adaptasi yang dimaksudkan adalah jika selama berpuasa banyak mengeluarkan keringat, maka setelah berbuka dianjurkan memperbanyak minum. Kalau perlu mengkonsumsi minuman yang banyak mengandung H2O yang sekarang banyak dijual di toko. “Untuk jaga keseimbangan saja,” lanjut dokter alumnus Universitas Airlangga itu.<>
Berpuasa itu sendiri, menurut mantan Direktur RSI Surabaya itu, sangat baik untuk kesehatan. Apalagi kalau tidak ada sistem “pembalasan” makan di malam harinya. Pengurangan kalori yang masuk ke dalam tubuh setiap hari sangatlah baik. Semisal jika dalam 11 bulan lainnya sehari makan tiga kali, lalu selama Ramadhan hanya makan dua kali sehari, itu makin baik.
“Kalau kalori yang masuk itu dibawah (kurang dari) kebutuhan, itu akan lebih sehat,” kata Dokter Muhammad. Mengapa? Karena tubuh akan memobilisasi kalori yang tersimpan selama 11 bulan di dalam tubuh secara otomatis. Sebab kalau kalori yang menumpuk selama 11 bulan itu dibiarkan, lama-lama akan membahayakan kesehatan, terutama organ-organ di sekitar jantung.
“Berpuasa kok lapar, itu malah bagus, untuk memobilisasi cadangan lemak yang telah sekian lama menumpuk agar tidak menjadi penyakit,” papar dokter spesialis kesehatan jiwa itu. “Sudahlah, jangan takut, tidak ada ceritanya orang mati gara-gara berpuasa. Justru sebaliknya akan menambah kesehatan,” Dokter Muhammad berseloroh.
Di sisi lain ia menasehatkan agar orang tidak sering-sering makan makanan cepat saji (fast food). Di dalam ataupun di luar Ramadhan, sebaiknya orang menghindari makan makanan cepat saji tersebut, sebab terlalu banyak mengandung lemak dan kalori, sementara seratnya kurang.
Selama Ramadhan orang juga dianjurkan mempebanyak makan buah-buahan dan sayur-sayuran. Namun juga perlu diperhatikan, agar memilih buah yang sehat dan terbebas dari pestisida, meski langkah itu juga diakui tidak mudah. Demi kesehatan diri sendiri, apa salahnya kalau mengorbankan sedikit waktu untuk mencari mencari buah dan sayur yang terbebas dari pestisida tersebut.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: M Subhan
Terpopuler
1
LAZISNU Gelar Lomba dengan Total Hadiah Rp69 Juta, Ini Link Pendaftarannya
2
Cara Wudhu di Toilet agar Tidak Makruh
3
Kolaborasi LD PBNU dan LTM PBNU Gelar Standardisasi Imam dan Khatib Jumat Angkatan Ke-4
4
Besok Sunnah Puasa Ayyamul Bidh Jumadal Ula 1446 H, Berikut Niat dan Keutamaannya
5
UI Minta Maaf soal Disertasi Bahlil Lahadalia, Kelulusan Ditangguhkan, Moratorium SKSG
6
Sosiolog Sebut Sikap Pamer dan Gaya Hidup Penyebab Maraknya Judi Online
Terkini
Lihat Semua