Warta

Lesbumi Lakukan Penataan Organisasi

Sabtu, 9 Juni 2007 | 11:32 WIB

Jakarta, NU Online
Dalam rangka melakukan penataan organisasi, Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama melakukan rapat koordinasi yang membahas Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT), laporan kegiatan dan rencana dan arah kegiatan sampai 2009.

Kegiatan ini mengundang para pengurus PP Lesbumi yang kebanyakan merupakan para artis kenamaan. Hadir diantaranya Sastrow al Ngatawi dan Hamdan ATT pada acara yang diselenggarakan di Hotel Bintang Jakarta, Sabtu.

<>

Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh pimpinan pusat, sampai Juni 2007 ini, sudah direncanakan 11 kegiatan, 6 kegiatan sudah terlaksana yang mencakup konser wayang simponi, konser musik dua bangsa, pengiriman seniman untuk menghibur bagi korban gempa di Jogja, dan berbagai rapat harian dan penyusunan program.

Dilaporkan pula saat ini Lesbumi juga sudah memiliki kantor sekretariat tetap yang beralamat di Gd. PBNU Lt 6 Jl Kramat Raya 164. Meskipun demikian, masih diperlukan penataan administrasi organisasi dan kesekratariatan yang lebih rapi.

Sementara itu kegiatan yang masih dalam proses adalah Pekan Asrul Sani berupa pemutaran film dan diskusi tentang karya Asrul Sani. Lesbumi juga masih berupaya melakukan penataan di beberapa divisi yang sampai saat ini masih belum berjalan secara maksimal.

Sementara itu program kerja sampai tahun 2009 diantaranya adalah terbentuknya pengurus wilayah dan cabang Lesbumi se-Indonesia berkoordinasi dengan pengurus NU setempat. Muktamar NU ke 31 di Solo pada tahun 2004 lalu memutuskan bahwa struktur lembaga dimasing-masing tingkatan kepengurusan NU sifatnya hanya koordinatif. Jika lembaga tersebut dibutuhkan, maka NU setempat bisa mendirikannya. Terbentuknya Lesbumi di daerah-daerah sangat terkait seberapa jauh keberadaannya bagi pengurus NU di daerah tersebut.

Lesbumi juga berupaya untuk mampu memiliki sumberdana yang bisa menggerakkan roda organisasi. Usulan yang mengemuka diantaranya adalah membuat event organizer dan production house.

Potensi-potensi kesenian daerah juga menjadi perhatian Lesbumi. Diharapkan, Lesbumi memiliki peta tentang kelompok kesenian tradisional bekerjasama dengan lembaga penelitian lain yang memiliki perhatian terhadap masalah ini.

Lesbumi juga berencana menyelenggarakan Halaqah Budaya dengan mengundang para akademisi, LSM, budayawan, seniman dan pengurus Lesbumi yang bisa menjadi masukan dalam strategi kebudayaan nasional yang bisa menjadi acuan dalam proses kebangsaan.
Berbagai festival, workshop, diskusi, lomba, sesarehan, konser juga akan digelar guna memunculkan gagasan kreatif untuk memunculkan seniman dan budayawan di lingkungan NU yang berkualitas dan untuk menciptakan jaringan yang kokoh diantara mereka.

Lesbumi merupakan salah satu lembaga NU yang sempat mati suri. Didirikan pada tahun 1962 dan memiliki kredibilitas yang tinggi dengan tokoh-tokohnya seperti Asrul Sani dan Djamaluddin Malik. Perubahan iklim politik membuat Lesbumi vakum sebelum akhirnya dihidupkan kembali pada Muktamar NU ke 31 pada tahun 2004 di Asrama Haji Donohudan Solo (mkf)