Cirebon, NU Online
Puluhan aktivis Lembaga Pengembangan Pertanian (LPP) NU Kabupaten Cirebon mendatangi kantor Bulog Subdivre Cirebon, Senin (12/3). Mereka menuntut pemerintah menaikan harga pembelian pemerintah (HPP) karena dinilai tidak berpihak kepada petani.<>
"Rendahnya HPP memberi celah masuknya beras impor dan ujung-ujungnya akan merusak harga gabah di tingkat petani," kata salah seorang aktivis LPP-NU Kabupaten Cirebon Baiquni.
Meski diakui pada panen raya tahun ini HPP untuk gabah naik menjadi Rp4.200 dibandingkan HPP sebelumnya yakni Rp3.300. Namun, harga tersebut dinilai masih jauh dari harga pasaran sehingga kurang menguntungkan petani. Rendahnya HPP tersebut, kata Baiquni, menyebabkan para petani akhirnya memilih menjual hasil panen ke pasaran sehingga penyerapan bulog rendah.
"Stok beras di Bulog yang menipis akibat rendahnya penyerapan menjadi alasan pemerintah mengimpor beras," tambahnya.
Hal tersebut dibenarkan Bulog Subdivre Cirebon. Wakil Kepala Bulog Subdivre Cirebon, Muchlis mengakui, pihaknya kesulitan menyerap gabah dari petani karena tingginya harga di tingkat petani.Â
"Kami tidak bisa membeli gabah di atas HPP maupun membeli rendah," kata Muchlis.
Lebih lanjut Muchlis menyebutkan, berdasarkan Inpres No 3 tahun 2012, HPP untuk gabah kering giling (GKG) sebesar Rp4.200 sedangkan HPP untuk beras menjadi Rp6.600.Â
"Kami siap mengamankan harga gabah di tingkat petani dengan pembelian sesuai HPP," tandas Muchlis.
Redaktur  : Syaifullah Amin
Terpopuler
1
Ketua PBNU Minta Kurikulum Aswaja Nahdlatul Ulama Segera Diluncurkan untuk Luruskan Sejarah NU
2
Wisuda 531 Mahasiswa, Rektor IIQ Ingatkan Pentingnya Miliki Kepekaan Sosial yang Tinggi
3
LFNU Jakarta Ungkap Fenomena Ekuinoks pada Ahad esok, Momen Tepat untuk Deteksi Arah Mata Angin
4
Kasus Kekerasan Didominasi Rumah Tangga, Jumlahnya Capai 11 Ribu Kasus di Tahun 2024
5
PKKMB Unisda 2024: Sambut Mahasiswa Baru, Ada dari Filipina dan Thailand
6
MBS: Arab Saudi Tidak Akan Akui Israel Tanpa Kemerdekaan Palestina
Terkini
Lihat Semua