Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara (Sumut) meminta masyarakat setempat agar mewaspadai munculnya ajaran "Al-Quran Hijau". Menurut MUI, ajaran tersebut sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang sebenarnya.
"Dalam ajaran Islam, tidak mengenal istilah Al-Quran Hijau, sehingga ajaran itu tidak dapat diterima sekaligus harus dijauhi umat Islam," kata Ketua Umum MUI Sumut, Prof Dr Abdullah Syah MA, di Medan, Selasa (27/11), seperti ditulis Antara.
;
Ajaran "Al-Quran Hijau", saat ini, banyak berkembang di Pulau Jawa, di antaranya di Kediri. Para pengikut ajaran tersebut banyak mempengaruhi mahasiswa agar ikut bergabung. Ajaran itu tidak mengakui adanya hadist dan mengganti ucapan "Assalamualaikum" dengan "Salamualaikum".
Selain itu, setiap pengikut ajaran itu harus di-baiat atau "mitsaq" dengan mandi air kembang, untuk laki-laki diberikan julukan "Abi" sedangkan bagi perempuan diberikan nama "Umi".
Abdullah Syah mengatakan, umat Islam perlu lebih hati-hati agar tidak terpengaruh dengan ajaran sesat tersebut. "Dalam ajaran Islam yang ada hanya Al-Quran, tanpa embel-embel," tegasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, akhir-akhir ini, banyak bermunculan ajaran-ajaran baru yang mengatasnamakan ajaran Islam, seperti ajaran Al-Qiyadah Al-Islamiyah, Kerajaan Tuhan, dan segala macam. Namun, ajaran yang membawa-bawa nama Islam itu banyak yang tidak sesuai dan bahkan bertentangan dengan ajaran Islam yang sebenarnya.
Sehubungan dengan itu, MUI telah mengeluarkan fatwa bahwa ajaran yang seperti itu ajaran sesat dan harus ditertibkan. (ant/rif)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Pentingnya Berpikir Logis dalam Islam
2
Gus Baha Akan Hadiri Peringatan Isra Miraj di Masjid Istiqlal Jakarta pada 27 Januari 2025
3
Khutbah Jumat: Mari Bangkitkan Semangat Mempelajari Ilmu Agama
4
Komnas Haji: Pengurangan Petugas Haji 2025 Jadi Tantangan dan Titik Krusial
5
Keputusan Libur Ramadhan Menunggu Surat Edaran Lintas Kementerian
6
Ketum PBNU: NU Berdiri untuk Bangun Peradaban melalui Pendidikan dan Keluarga
Terkini
Lihat Semua