Warta

Nahdliyyin Purwokerto Berdayakan Ekonomi Lewat Masjid

Jumat, 29 Juni 2007 | 09:01 WIB

Jakarta, NU Online
Dalam rangka meningkatkan kemampuan ekonomi sekaligus pemberdayaan ummat, warga NU di Purwokerto memanfaatkan masjid sebagai pusat kegiatannya. Program yang di difasilitasi oleh Ketua PBNU H. Abas Muin ini telah membuat pilot project di 12 masjid di 3 kecamatan.

“Program ini kita petakan berdasarkan kondisi masing-masing daerah, ada yang fokusnya ke perikanan, ada yang ke pertanian. Selanjutnya kita fasilitasi dengan mengundang para narasumber yang kompeten,” tuturnya di PBNU, Jum’at.

<>

Untuk memaksimalkan potensi yang ada, Kang Abas yang merupakan aktifis LSM kawakan ini meminta agar tiap-tiap takmir masjid mendata anggotanya yang tinggal di sekitar masjid, minimal 40 orang.

“Agar kita tahu perkembangan kegiatan dan dakwah yang kita lakukan ini ada progres apa tidak, selama ini kan kegiatan-kegiatan yang ada belum dievaluasi,” tambahnya.

Untuk mendampingi para jamaah yang tersebar di 3 kecamatan ini, para petani ditemani oleh para mahasiswa dari STAIN Purwokerto yang dengan sukarela memberikan masukan-masukan yang diperlukan.

“Dengan menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan, ini akan sangat murah karena mereka mandiri, hanya cukup memberikan air minum dan camilan dari pisang goreng atau ketela rebus,” katanya.

Meskipun terbilang sudah cukup berhasil, ia mengaku belum bisa membuat Standard Operasional Procedure (SOP) pemberdayaan masjid yang bisa diaplikasikan di semua tempat. “Masing-masing tempat memiliki karakter dan budayanya sendiri-sendiri sehingga memerlukan pendekatan yang berbeda-beda,” tuturnya.

Upaya pemberdayaan masyarakat berbasis masjid juga banyak dilakukan oleh para pengurus NU di daerahnya masing-masing. Rais Aam PBNU KH Sahal Mahfudz di Pati dan Wakil Rais Aam PBNU KH Tolhah Hasan membantu memberdayakan tukang becak yang mangkal disekitar masjid.

Konsep masjid sebagai pusat kegiatan ekonomi masyarakat juga diungkapkan oleh Khatib Aam PBNU Prof. Dr. Nasaruddin Umar yang melihat berdasarkan pengalaman pribadinya ketika melakukan kunjungan ke berbagai negara muslim yang menjadikan masjid sebagai pusat aktifitas ekonomi.

Sementara itu, Ketua PBNU KH Masdar F. Mas’udi mendorong pendirian Kelompok Anak Ranting (KAR) NU yang berbasiskan masjid. Menurutnya para pengurus masjid sekaligus menjadi pengurus NU sampai dengan banom-banomnya.

“Nanti ketua takmir masjidnya bisa jadi syuriyah, remaja masjidnya bisa jadi anggota IPNU yang nantinya menggunakan masjid itu sebagai pusat kegiatan,” tandasnya dalam sebuah kesempatan. (mkf)